Jukung atau juga dikenal sebagai cadik adalah perahu kecil bercadik kayu dari Indonesia. Ia adalah perahu nelayan tradisional, tetapi penggunaan yang lebih baru termasuk sebagai "Jukung Dives", yaitu penggunakan perahu untuk kendaraan untuk kelompok kecil penyelam.
Jukung bercadik ganda hanyalah salah satu dari banyak jenis kano bercadik Pasifik / Asia yang menggunakan layar cakar ketam tradisional yang terdapat di seluruh Polinesia. Meskipun layar ini agak sukar dalam belayar melawan angin, jukung sangat baik kemampuannya dalam belayar ke arah angin. Mereka biasanya dihiasi dengan baik dan memiliki busur seperti ikan marlin.
Orang-orang di Kalimantan juga memangggil perahu mereka sebagai Jukung. Ia digunakan untuk pengangkutan dalam akiitivi sehari-hari seperti pergi kerja, ke sekolah, atau berbelanja di pasar terapung (Pasar Terapung merupakan objek wisata yang sangat terkenal).
Saat ini ada versi moden jukung yang terbuat dari pipa High Density Polyethylene (HDPE) di Indonesia. Diiklankan sebagai perahu yang tidak dapat tenggelam, badan utama terbuat dari pipa HDPE tertutup yang mengandung udara tertutup sebagai sumber kuasa apungnya.[1]