Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors.
Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Responsive image


Agama sipil

Agama Sipil adalah sebuah konsep yang muncul dari pemikiran politik di Prancis dan menjadi topik utama oleh para sosiolog Amerika semenjak dipopulerkan oleh Robert Bellah pada 1950-an. Konsep ini menyatakan tentang adanya fungsi implisit dari negara sebagai sebuah agama (jalan hidup), sebagaimana tampak pada perayaan publik, simbol negara, upacara dan hari-hari besar di tempat bersejarah (spt monumen, medan perang, atau taman makam pahlawan). Praktik-praktik ini berasal dari luar ajaran agama, meski ritual keagamaan kadang diselipkan dalam praktik agama sipil tersebut.[1]

Tema utama dari konsep ini adalah bahwa agama sipil ini pada intinya berlandaskan pemikiran manusia bukannya berdasarkan wahyu, tetapi sering kali dimasukkan unsur dari keagamaan yang dianggap sesuai. Di mana Konstitusi berkedudukan seperti kitab suci, para pendiri bangsa setara nabi atau imam besar, penggunaan simbol-simbol dan pratik agama yang serupa atau modifikasi dari praktik keagamaan, dll. Robert Bellah juga menyatakan akan kemungkinan Agama sipil ini dimasa depan akan dapat menggantikan agama tradisional sebagai pedoman hidup masyarakatnya.

Sejarawan Emilio Gentile asal Italia telah mempelajari akar dan pengembangan konsep ini dan merumuskan pembagian jenis agama di dalam politik menjadi dua, yaitu Agama Sipil dan Agama Politik.[2]

  1. ^ William H. Swatos; Peter Kivisto (1998). Encyclopedia of Religion and Society. Rowman Altamira. hlm. 94–96. ISBN 9780761989561. 
  2. ^ Gentile, Emilio (2006) [2001]. Le religioni della politica. Princeton University Press. 

Previous Page Next Page