Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Anemia sel sabit | |
---|---|
Gambar A menunjukkan sel darah merah normal yang mengalir bebas melalui pembuluh darah. Sisipan menunjukkan penampang sel darah merah normal dengan hemoglobin normal. Gambar B menunjukkan sel darah merah abnormal berbentuk sabit yang menempel di titik percabangan dalam pembuluh darah. Gambar sisipan menunjukkan penampang sel sabit dengan untaian hemoglobin sabit (HbS) polimerisasi panjang yang meregang dan mengubah bentuk sel hingga tampak seperti bulan sabit. | |
Informasi umum | |
Nama lain | Penyakit sel sabit; drepanositosis (tertanggal) |
Spesialisasi | Hematologi, genetika kedokteran |
Penyebab | Genetik, Mutasi homozigot pada gen hemoglobin S.[1] |
Aspek klinis | |
Gejala dan tanda | Serangan nyeri, anemia, pembengkakan di tangan dan kaki, infeksi bakteri, strok[2] |
Komplikasi | Sakit kronis, strok, nekrosis tulang aseptik, batu empedu, ulkus kaki, priapisme, hipertensi paru, masalah penglihatan, masalah ginjal.[3] |
Awal muncul | Usia 5–6 bulan[2] |
Diagnosis | uji darah[4] |
Perawatan | Vaksinasi, antibiotik, asupan cairan tinggi, suplementasi asam folat, obat pereda nyeri, transfusi darah[5][6] |
Prognosis | Harapan hidup 40–60 tahun (negara maju)[3] |
Distribusi dan frekuensi | |
Prevalensi | 4,4 juta (2015)[8] |
Kematian | 114,800 (2015)[7] |
Anemia sel sabit atau penyakit sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat tanpa lubang (lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah merah berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh darah yang jadi menyempit dengan sendirinya, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan rasa nyeri, infeksi serius, dan kerusakan organ pada tubuh.