Asyurbanipal | |
---|---|
Raja Asyur | |
Berkuasa | 668 – 627 SM |
Pendahulu | Esarhadon |
Penerus | Ashur-etil-ilani |
Kelahiran | 685 SM |
Kematian | 627 SM |
Akadia | Aššur-bāni-apli |
Greek | Sardanapalos |
Latin | Sardanapalus |
Ayah | Esarhadon |
Asyurbanipal (bahasa Akadia: Aššur-bāni-apli; bahasa Aram: ܐܵܫܘܿܪ ܒܵܢܝܼ ܐܵܦܠܝܼ; "Dewa Asyur adalah pencipta ahli waris";[1] 685 – 627 SM),[2] juga dieja Asurbanipal, Ashurbanipal, Assurbanipal atau Ashshurbanipal, adalah seorang raja Kerajaan Asyur, putra raja Esarhadon dan raja besar terakhir dari Kekaisaran Asyur Baru (668 SM – c. 627 SM).[2] Ia terkenal karena banyaknya koleksi dokumen bertulisan paku kuneiform di istananya di Niniwe.[3] Koleksi ini, dikenal sebagai Perpustakaan Asyurbanipal, sekarang disimpan di British Museum, London.
Di Alkitab Ibrani dan Perjanjian Lama di Alkitab Kristen ia disebut Asnapar yang agung (Kitab Ezrapasal 4 ayat 10).[4] Sejarawan Romawi, Justinus mengidentifikasikannya sebagai Sardanapalus.[5]
Penerus-penerusnya, mengikuti teladannya, memberi jawab kepada rakyat melalui menter-menteri mereka. Orang Asyur, yang kemudian disebut orang Suriah, memegang kekaisaran selama 1300 tahun. Raja terakhir yang berkuasa atas mereka adalah Sardanapalus, orang yang lebih banci (effeminate) daripada wanita.