Aktiengesellschaft (AG) | |
Kode emiten | FWB: BAYN Komponen DAX |
Industri | |
Didirikan | 1 Agustus 1863[1] |
Pendiri | Friedrich Bayer |
Kantor pusat | Leverkusen, Jerman |
Wilayah operasi | Seluruh dunia |
Tokoh kunci |
|
Produk | Obat hewan, pencitraan diagnostik, obat umum dan khusus, produk kesehatan wanita, obat bebas, (sebelumnya) pengobatan diabetes, pestisida, benih, bioteknologi tanaman |
Pendapatan | €43,545 milyar (2019)[2] |
€4,189 milyar (2019)[2] | |
€4,091 milyar (2019)[2] | |
Total aset | €126,258 milyar (2019)[2] |
Total ekuitas | €47,517 milyar (2019)[2] |
Karyawan | 103.824 (FTE, akhir tahun 2019)[2] |
Situs web | www |
Bayer AG (/ˈbeɪ.ər, ˈbaɪ.ər/; Jerman: [ˈbaɪɐ]) adalah sebuah perusahaan farmasi dan ilmu hayati multinasional asal Jerman. Bayer merupakan salah satu perusahaan farmasi terbesar di dunia. Berkantor pusat di Leverkusen, bidang bisnis Bayer meliputi farmasi manusia dan hewan; produk perawatan kesehatan ritel; bahan kimia pertanian, benih, dan produk bioteknologi. Saham perusahaan ini merupakan salah satu komponen dari indeks pasar saham Euro Stoxx 50.[3] Werner Baumann telah menjadi CEO Bayer sejak tahun 2016.[4]
Didirikan di Barmen pada tahun 1863 sebagai sebuah pabrik bahan pewarna, produk pertama dan paling terkenal dari Bayer adalah aspirin. Pada tahun 1898, Bayer mendaftarkan nama heroin sebagai merek dagang untuk obat diasetilmorfin buatannya, lalu memasarkannya sebagai pereda batuk dan pengganti non-adiktif dari morfin hingga tahun 1910. Bayer juga memperkenalkan fenobarbital; prontosil, antibiotik pertama yang digunakan secara luas dan berhasil mendapat Hadiah Nobel di bidang Obat pada tahun 1939; antibiotik Cipro (siprofloksasin); dan pil pengaturan kelahiran Yaz (drospirenon).
Pada tahun 1925, Bayer menjadi salah satu dari enam perusahaan kimia yang digabung untuk membentuk IG Farben,[5] perusahaan farmasi dan alat kesehatan terbesar di dunia. Dewan Kendali Sekutu menyita IG Farben pasca Perang Dunia II,[a][7] karena perannya dalam upaya perang Nazi dan keterlibatannya dalam Holocaust, yang meliputi penggunaan tenaga kerja paksa dari kamp konsentrasi dan pembelian manusia untuk keperluan pengujian medis berbahaya. Pada tahun 1951, IG Farben dikembalikan ke bentuk semula, yakni dipecah menjadi enam perusahaan, dan kemudian dipecah lagi menjadi tiga perusahaan, yakni BASF, Bayer, dan Hoechst.[6][8]
Bayer memainkan peran penting dalam Wirtschaftswunder di Jerman Barat pasca perang, sehingga segera dapat kembali menjadi perusahaan farmasi dan kimia terbesar di dunia. Pada tahun 2006, perusahaan ini mengakuisisi Schering. Pada tahun 2014, perusahaan ini mengakuisisi bisnis ritel milik Merck & Co., dengan merek seperti Claritin, Coppertone, dan Dr. Scholl's. Pada tahun 2018, Bayer mengakuisisi Monsanto dengan harga $63 milyar.[9] Bayer CropScience mengembangkan tanaman transgenik dan pestisida.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan