Desiderius Erasmus | |
---|---|
Lahir | ca Rotterdam atau Gouda, Belanda Bourgogne | 28 Oktober 1466
Meninggal | 12 Juli 1536 Basel, Konfederasi Swiss Lama | (umur 69)
Nama lain | Desiderius Erasmus Roterodamus, Erasmus dari Rotterdam |
Almamater | Queens' College, Cambridge Collège de Montaigu, Paris Universitas Torino |
Era | Filsafat Renaisans |
Kawasan | Filsafat Barat |
Institusi | Universitas Leuven |
Minat utama | Filsafat Kristen Humanisme Renaisans |
Gagasan penting | Pelafalan Erasmian |
Dipengaruhi | |
Memengaruhi |
Desiderius Erasmus Roterodamus (28 Oktober 1466[1][2] – 12 Juli 1536), dikenal sebagai Erasmus atau Erasmus dari Rotterdam,[note 1] adalah seorang teolog, pengajar, kritikus sosial, imam Katolik, dan humanis Renaisans berkebangsaan Belanda.
Erasmus adalah seorang akademisi klasika dan menulis dengan gaya Latin murni. Di kalangan humanis, ia dijuluki "Pangeran Para Humanis", dan disebut "mahkota kemuliaan para humanis Kristen".[3] Dengan menggunakan teknik-teknik humanis untuk mengerjakan teks-teks, ia menyusun edisi-edisi baru dari Perjanjian Baru berbahasa Yunani dan Latin yang dipandang penting, menimbulkan isu-isu yang kelak berpengaruh dalam Reformasi Protestan dan Kontra-Reformasi (Katolik). Ia juga menulis Tentang Kehendak Bebas,[4] Pujian akan Kebodohan, Buku Pegangan Seorang Kesatria Kristen, Tentang Kesopanan pada Anak-Anak, Copia: Dasar-Dasar dari Gaya yang Melimpah, Julius Exclusus, dan banyak karya lainnya.
Erasmus menentang reformasi keagamaan Eropa yang sedang berkembang pada zamannya, tetapi ia bersikap kritis terhadap pelanggaran-pelanggaran di dalam Gereja Katolik dan menyerukan reformasi. Ia menjaga jarak dari Martin Luther dan Philip Melanchthon serta tetap mengakui otoritas sri paus, menekankan suatu jalan tengah dengan rasa hormat mendalam pada rahmat, kesalehan, dan iman sesuai tradisi, menolak penekanan Luther pada iman saja. Erasmus tetap menjadi anggota Gereja Katolik Roma sepanjang hidupnya,[5] tetap berkomitmen melakukan reformasi dari dalam atas Gereja dan pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh para klerikusnya. Ia juga tetap memegang doktrin Katolik mengenai kehendak bebas, yang ditolak oleh beberapa orang reformis karena doktrin predestinasi yang mereka anut. Pendekatan jalan tengahnya ("Via Media") mengecewakan, dan bahkan membuat marah, kalangan akademisi di kedua belah pihak.
Erasmus wafat secara mendadak di Basel pada tahun 1536 ketika sedang bersiap untuk kembali ke Brabant, dan dimakamkan di Basel Minster, katedral terdahulu kota tersebut.[6] Sebuah patung dirinya yang terbuat dari perunggu didirikan di kota kelahirannya pada tahun 1622, menggantikan karya sebelumnya yang terbuat dari batu.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/>
yang berkaitan