Santo Epifanius dari Salamis | |
---|---|
Uskup dari Salamis (Siprus) | |
Lahir | 315 Yudea |
Meninggal | 403 di laut |
Dihormati di | Orthodox Timur Ortodoks Oriental Gereja Katolik Roma |
Pesta | 12 Mei |
Santo Epifanius dari Salamis (bahasa Yunani: Ἐπιφάνιος, Epifanios; bahasa Latin: Epiphanius) lahir sekitar tahun 315 dan wafat tahun 403.[1][2] Santo Epifanius pernah dipertimbangkan sebagai salah satu bapa gereja yang hidup pada akhir abad ke empat.[2] Ia adalah seorang Yahudi yang menjadi Kristen sejak masa mudanya.[2] Ia kemudian terpilih sebagai Uskup Salamis, di Siprus.[2] Santo Epifanius terkenal sebagai seorang pembela ajaran iman Kristen yang benar dari serangan berbagai ajaran sesat.[2] Dengan khotbah-khotbah dan tulisannya tentang berbagai ajaran iman, ia berhasil menegakkan ajaran iman Kristen yang benar.[2] Ia meninggal dunia pada 12 Mei 403.[2] Hari kematiannya ini kemudian diperingati sebagai hari perayaaan bagi dirinya, baik dalam gereja Katolik Roma, gereja Ortodoks Timur dan gereja Ortodoks Oriental.[2]
Santo Epifanius membuat tulisan melawan ajaran sesat Collyridianisme dalam buku apologetiknya yang terkenal, Panarion (artinya: Kotak Obat-obatan). Buku ini berisi sanggahan-sanggahan Santo Epifanius terhadap lebih dari 80 jenis ajaran sesat yang dia ketahui pada zamannya. Dalam buku ini, dia menyanggah antara lain dua ajaran sesat ekstrem dan saling bertolak-belakang mengenai Bunda Maria, yaitu Collyridianisme (yang menuhankan Bunda Maria) dan Antidicomarianitisme, sebuah sekte Arab yang merendahkan dan melecehkan status dan kebajikan Bunda Maria serta mengklaim bahwa Bunda Maria melakukan hubungan suami istri dengan Yusuf sehingga Bunda Maria tidak dapat diyakini sebagai "Yang Tetap Perawan Selamanya". (lihat: Panarion 78:1)[3]
Santo Epifanius juga menekankan perbedaan antara Bunda Maria dan Allah:
“Sekarang tubuh Bunda Maria memang adalah suci, tetapi itu bukanlah Allah; Perawan [Maria] memang adalah seorang perawan dan dihormati, tetapi ia tidak diberikan bagi kita untuk disembah, melainkan ia sendiri menyembah Dia yang lahir dalam daging darinya. ... Menghormati Maria, tetapi hendaklah Bapa, Putera dan Roh Kudus disembah, hendaklah tidak seorang pun menyembah Maria, ... sekalipun Maria adalah tercantik dan kudus dan terhormat, tetapi ia ada tidak untuk disembah.”
(Panarion 79:1,4)