Republik Portugis República Portuguesa | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1933–1974 | |||||||||
Ibu kota | Lisbon | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Bahasa Portugis | ||||||||
Agama | Katolik Roma | ||||||||
Pemerintahan | Republik satu partai korporatis otoriter | ||||||||
Presiden | |||||||||
• 1926–1951 | Óscar Carmona | ||||||||
• 1951–1958 | Francisco Craveiro Lopes | ||||||||
• 1958–1974 | Américo Tomás | ||||||||
Perdana Menteri | |||||||||
• 1932–1968 | António de Oliveira Salazar | ||||||||
• 1968–1974 | Marcelo Caetano | ||||||||
Dewan Korporatif | |||||||||
Majelis Nasional | |||||||||
Sejarah | |||||||||
• Proklamasi | 19 Maret 1933 | ||||||||
14 Desember 1955 | |||||||||
25 April 1974 | |||||||||
Luas | |||||||||
1940 | 2.168.071 km2 (837.097 sq mi) | ||||||||
1970 | 2.168.071 km2 (837.097 sq mi) | ||||||||
Populasi | |||||||||
• 1940 | 17103404 | ||||||||
• 1970 | 22521010 | ||||||||
Mata uang | Escudo | ||||||||
Kode ISO 3166 | PT | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Portugal Angola Mozambik Guinea-Bissau Tanjung Verde Sao Tome dan Principe India (India Portugis) Benin (São João Baptista de Ajudá) Timor-Leste Makau | ||||||||
Estado Novo (pengucapan bahasa Portugis: [(ɨ)ʃˈtadu, -ðu ˈnovu], "Negara Baru") atau Republik Kedua adalah rezim korporatis otoriter yang didirikan di Portugal pada tahun 1933.[1] Rezim ini berasal dari Ditadura Nacional yang dibentuk setelah kudeta 28 Mei 1926 yang dilancarkan terhadap Republik Portugis Pertama yang demokratis tetapi tidak stabil. Ditadura Nacional dan Estado Novo diakui sebagai Republik Portugis Kedua. Estado Novo yang sangat terinspirasi oleh ideologi konservatif dan otoriter dikembangkan oleh António de Oliveira Salazar, Perdana Menteri Portugal dari tahun 1928 hingga 1968, tetapi kemudian ia jatuh sakit dan digantikan oleh Marcelo Caetano.
Rezim ini menentang komunisme, sosialisme, liberalisme dan anti-kolonialisme. Rezim ini menganut gagasan korporatisme, konservatisme dan nasionalisme. Rezim ini juga berupaya melindungi identitas Katolik Portugal. Rezim Estado Novo ingin menjadikan Portugal sebagai bangsa plurikontinental berdasarkan doktrin lusotropikalisme bersama dengan Angola, Mozambik, dan wilayah-wilayah Portugal lainnya. Selain itu, rezim ini hendak melancarkan misi pemberadaban terhadap masyarakat di wilayah-wilayah jajahan tersebut. Dalam kata lain, Estado Novo masih mencoba mempertahankan wilayah-wilayah jajahannya, sementara negara-negara kolonial lain sudah menerima permintaan dari dunia internasional untuk memerdekakan koloni-koloninya.[2]
Portugal bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1955 dan juga merupakan salah satu negara pendiri NATO (1949), OECD (1961), dan EFTA (1960). Pada 25 April 1974, Revolusi Anyelir meletus di Lisbon dan kudeta yang dilancarkan oleh perwira-perwira militer sayap kiri berhasil menjatuhkan rezim Estado Novo.
Rezim yang banyak dikritik oleh masyarakat internasional setelah Perang Dunia II dan dekolonisasi ini menjadi salah satu rezim kanan jauh yang paling lama berdiri di Eropa. Pada saat kejatuhan Estado Novo pada tahun 1974, Portugal memiliki pendapatan per kapita paling rendah di Eropa Barat, tingkat pendidikan wajib dan buta huruf paling tinggi di seluruh Eropa, serta tingkat kematian yang dapat dicegah dan tingkat kematian bayi paling tinggi di seluruh Eropa.[3][4][5]