Filistia | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1175 SM–604 SM | |||||||||
![]() Filistia berwarna merah, dan negara-negara sekitarnya, sekitar 830 SM, setelah penaklukan Israel atas Jaffa, dan sebelum penaklukannya lagi sekitar 730 SM. | |||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Filistin Kanaan Aram (sejak abad ke-6 SM) | ||||||||
Agama | Agama Kanaan | ||||||||
Demonim | Filistin | ||||||||
Pemerintahan | Konfederasi | ||||||||
Era Sejarah | Zaman Besi | ||||||||
1175 SM | |||||||||
• Penaklukan Babel di Syam | 604 SM | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | ![]() ![]() ![]() | ||||||||
Filistia (bahasa Ibrani: פְּלֶשֶׁת, translit. Pəlešeṯ; Yunani Koine (LXX): Γῆ τῶν Φυλιστιείμ, romanisasi: gê tôn Phulistieím) adalah sebuah konfederasi lima kota utama atau pentapolis di Syam Barat Daya, yang terdiri dari Gaza, Ashkelon, Ashdod, Ekron, dan Gat serta Jaffa untuk waktu yang singkat.[1]
Para ahli percaya bahwa bangsa Filistin merupakan keturunan bangsa Aegea yang sejak sekitar tahun 1200 SM menetap di wilayah tersebut dan bercampur dengan penduduk Kanaan setempat,[2][3] dan kemudian dikenal sebagai Peleset atau Filistin. Pada masa keemasannya, Filistia membentang di sepanjang pesisir Tanah Kanaan dari Arish di Sinai hingga Sungai Yarkon (sekarang Tel Aviv), dan hingga ke pedalaman hingga Ekron dan Gat. Raja Babel Nebukadnezar II menginvasi Filistia pada tahun 604 SM, membakar Ashkelon, dan memasukkan wilayah tersebut ke dalam Kekaisaran Babilonia Baru; Filistia dan penduduk Filistin menghilang dari catatan sejarah setelah kejadian tersebut.