Gas rumah kaca (bahasa Inggris: greenhouse gas) adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan, tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia, terutama karena pembakaran bahan bakar fosil. Tanpa gas rumah kaca, suhu rata-rata di permukaan Bumi dikira akan menjadi di bawah titik beku air, tetapi, adanya terlalu banyak gas rumah kaca menyebabkan pemanasan global.[1]
Gas rumah kaca paling banyak yang ada di atmosfer Bumi adalah uap air (H2O), karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan dinitrogen monoksida (N2O). Karbon dioksida timbul dari berbagai proses alami seperti: letusan gunung berapi, kebakaran hutan, pernapasan hewan (yang menghirup oksigen dan menghembuskan CO2). Namun, sejak Revolusi Industri, konsentrasi CO2 pada atmosfer Bumi telah naik hampir 50%, dari 280 ppm pada tahun 1750 hingga 415 ppm pada tahun 2022.[2]
Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim menyimpulkan bahwa emisi gas rumah kaca oleh manusia harus dikurangkan setengahnya sebelum tahun 2030 dan mencapai 'nol bersih' pada 2050 untuk membatasi pemanasan global kepada 1,5 °C,[3] aksi yang disetujui oleh hampir 200 negara dalam Persetujuan Paris sejak tahun 2015.