Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors.
Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Responsive image


Gerakan 30 September

Gerakan 30 September
Bagian dari Perang Dingin di Asia dan Transisi ke Orde Baru

Monumen Pancasila Sakti


Korban yang ditemukan di Lubang Buaya. Dari kiri ke kanan: Jenderal Ahmad Yani, Brigadir Jenderal D.I. Pandjaitan, Mayor Jenderal R. Soeprapto, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, Mayor Jenderal M.T. Haryono, Mayor Jenderal S. Parman, Letnan Satu Pierre Tendean.
Tanggal1 Oktober 1965 (1965-10-01)
LokasiIndonesia, Jawa dan Jakarta
Hasil

Upaya kudeta gagal

Pihak terlibat
Tokoh dan pemimpin
Untung Syamsuri Dihukum mati [1]
Soepardjo
D.N. Aidit
Soekarno
Soeharto
A.H. Nasution (WIA)
Sarwo Edhie Wibowo
Korban
6 perwira tinggi TNI Angkatan Darat terbunuh selama kudeta, bersama dengan korban militer dan sipil lainnya.

Gerakan 30 September (G30S) adalah sebuah peristiwa berlatar belakang kudeta yang terjadi selama satu malam pada tanggal 30 September hingga 1 Oktober 1965 yang mengakibatkan gugurnya enam jenderal serta satu orang perwira pertama militer Indonesia dan jenazahnya dimasukkan ke dalam suatu lubang sumur lama di area Lubang Buaya, Jakarta Timur.[2] Penyebutan peristiwa ini memiliki ragam jenis, Presiden Soekarno menyebut peristiwa ini dengan istilah GESTOK (Gerakan Satu Oktober), sementara Presiden Soeharto menyebutnya dengan istilah GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh), dan pada Orde Baru, Presiden Soeharto mengubah sebutannya menjadi G30S/PKI (Gerakan 30 September PKI) oleh karena tudingan bahwa Partai Komunis Indonesia (PKI) bertanggung jawab atas peristiwa ini. Korban kekejaman tragedi ini berada di Yogyakarta dan Jakarta. Salah satu korban kekejaman tragedi ini di Yogyakarta adalah Katamso Darmokusumo dan Sugiyono Mangunwiyoto.

Kartun editorial dari halaman depan koran PKI Harian Rakyat, 2 Oktober 1965
  1. ^ Crouch (2007) pp. 159, 205, 242
  2. ^ Crouch 1978, hlm. 101

Previous Page Next Page