Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors.
Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Responsive image


Gereja Katolik Roma

Gereja Katolik
Ecclesia Catholica
Basilika Mayor Santo Petrus
Basilika Santo Petrus, bangunan gereja Katolik terbesar di dunia
PenggolonganKatolik
Kitab suciKitab Suci (Alkitab)
TeologiTeologi Katolik
Bentuk
pemerintahan
Episkopal[1]
Badan
pemerintahan
Takhta Suci dan Kuria Roma
PausFransiskus
Gereja partikular
sui iuris
Gereja Latin dan 23 Gereja Katolik Timur
Keuskupan
Paroki221.700
WilayahSeluruh dunia
BahasaLatin Gerejawi dan bahasa-bahasa asli setempat
LiturgiBarat dan Timur
Kantor pusatVatikan
PendiriYesus, menurut Tradisi Suci
DidirikanAbad ke-1 M
Yudea, Kekaisaran Romawi[2][3]
Umat1,4 miliar (2023)[2][3]
Klerus
Rumah sakit5.500[4]
Sekolah dasar95.200[5]
Sekolah menengah43.800
Situs web resmiwww.vatican.va

Gereja Katolik[note 1] merupakan Gereja Kristen terbesar di dunia, dengan jumlah umat terbaptis sedunia mencapai 1,4 miliar jiwa pada tahun 2023.[12] Sebagai lembaga internasional tertua dan terbesar di dunia hingga saat ini,[13] Gereja Katolik telah memainkan peranan penting dalam sejarah dan perkembangan peradaban Dunia Barat.[14] Gereja ini sejatinya merupakan suatu persekutuan penuh yang terdiri dari 24 gereja partikular sui iuris, yaitu Gereja Latin dan 23 Gereja Katolik Timur,[15] dan tersusun atas lebih dari 5.200 keuskupan atau yurisdiksi gerejawi berjenis lainnya yang tersebar di seluruh dunia per tahun 2023.[16] Paus, yang adalah Uskup Roma, merupakan pemimpin Gereja Katolik sekaligus kepala Dewan Uskup yang menjadi pemegang kekuasaan tertinggi Gereja universal,[17] yang pada saat ini dijabat oleh Paus Fransiskus. Yurisdiksi Keuskupan Roma, yang juga disebut Takhta Suci, merupakan pusat otoritas pemerintahan Gereja. Sementara itu, suatu badan administratif Takhta Suci bentukan Paus, yang disebut Kuria Roma,[18][19][20] berkantor pusat di Vatikan, yakni suatu negara kota teokrasi yang terukurung di dalam Kota Roma, dengan Sri Paus sebagai kepala negaranya.[21] Umat beriman Katolik sendiri terdiri atas kaum awam yang tidak ditahbiskan, dan juga hierarki yang berisikan golongan klerus (rohaniwan), yakni uskup, imam, dan diakon.[22]

Ajaran inti dari keyakinan Katolik adalah rumusan-rumusan dalam Syahadat Nikea-Konstantinopel, atau dalam Syahadat Para Rasul sebagai bentuk singkatnya, yaitu Allah Tritunggal, Gereja dan para kudus, pengampunan dosa, serta kebangkitan dan hidup kekal.[23] Gereja Katolik mengajarkan bahwa Gereja yang satu, kudus, katolik, dan apostolik ini didirikan oleh Yesus Kristus sendiri melalui Amanat Agung,[24][25][26][27][note 2] bahwa para uskup merupakan penerus dari para rasul bentukan Kristus, dan bahwa Paus merupakan penerus dari Simon Petrus yang diberi keutamaan untuk menjadi "dasar Kristus mendirikan Gereja-Nya".[30][31] Gereja menyatakan bahwa Gereja Katolik menjalankan praktik iman Kristen yang asli yang diajarkan sendiri oleh para rasul dan memelihara keyakinan tersebut secara turun-temurun tanpa kemungkinan sesat (infalibilitas) melalui Kitab Suci dan Tradisi Suci, yang ditafsirkan secara autentik melalui pihak Magisterium Gereja.[32][33] Gereja mempraktikkan ketujuh sakramen, dengan Ekaristi sebagai sakramen terutama yang selalu dirayakan secara liturgis dalam Misa (atau Liturgi Suci dalam beberapa gereja partikular),[34] Gereja mengajarkan bahwa melalui konsekrasi oleh imam atau uskup dalam Ekaristi, kurban hosti dan anggur berubah secara transubstansial menjadi sungguh-sungguh Tubuh dan Darah Kristus.[35] Dengan tetap berakar pada iman akan Kristus dan sekaligus menjelaskan tentang iman akan Kristus,[36] Gereja memberi penghormatan khusus kepada Maria dalam dogma dan devosi Katolik sebagai Perawan Abadi, Bunda Allah, dan Ratu Surga.[37] Gereja juga memberi perhatian khusus akan keberagaman ritus, liturgi, dan peribadatan dalam Gereja, seperti Ritus Romawi dan ritus-ritus Latin lainnya, dan juga ritus-ritus liturgi dalam Gereja-Gereja Katolik Timur, serta berbagai lembaga Katolik, seperti ordo-ordo mendikan, tarekat-tarekat tertutup, dan ordo-ordo ketiga (sekuler).[38][39]

Gereja membentuk doktrin-doktrinnya melalui berbagai konsili dan sinode, mencontoh Konsili Yerusalem yang diadakan oleh para rasul,[40] serta mengukuhkan dan mengundangkan doktrin-doktrin tersebut dengan kuasa Sri Paus.[41] Gereja Katolik percaya bahwa Roh Kudus akan menuntun Gereja agar terhindar dari kesesatan (infalibilitas) ketika merumuskan doktrin-doktrinnya.[42][43][44] Penjabaran mengenai ajaran iman dan moral Katolik dapat ditemukan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK),[45] sedangkan kodifikasi hukum kanonik Katolik dapat ditemukan dalam Kitab Hukum Kanonik 1983 (KHK) atau Kitab Hukum Kanonik Gereja Timur.

Gereja juga mengeluarkan berbagai ajaran sosial Gereja Katolik yang menekankan bantuan dan dukungan secara sukarela bagi orang-orang yang sakit, miskin, dan menderita melalui karya belas kasih jasmaniah dan rohaniah.[46][47] Sebagai karya nyata, Gereja juga menjalankan berbagai program kemanusiaan, lembaga sosial, badan amal, dan lembaga kemanusaan yang tersebar di seluruh dunia, serta mendirikan dan mengelola hampir jutaan fasilitas umum di seluruh dunia, termasuk di antaranya adalah gedung sekolah, universitas, rumah sakit, panti asuhan, dan panti wreda di seluruh dunia,[48] sehingga menjadikan Gereja Katolik sebagai penyedia layanan pendidikan dan kemanusiaan terbesar di dunia.[49]

Sepanjang sejarah, Gereja Katolik berpengaruh besar dan memilik peranan sangat penting dalam peradaban Dunia Barat, terutama dalam bidang filsafat, budaya, seni, musik, dan ilmu pengetahuan, sekurang-kurangnya sejak abad ke-4.[50] Pada awalnya, Gereja berada dalam suatu persekutuan utuh, hingga terjadinya skisma (perpecahan) gereja yang utamanya akibat perbedaan teologi dan doktrin. Akibat perbedaan dalam teologi Kristologi, Gereja terpisah dengan Gereja Asiria setelah Konsili Efesus pada tahun 431 M dan dengan Gereja-Gereja Ortodoks Oriental setelah Konsili Kalsedon pada tahun 451.[51][52] Lalu karena perbedaan pendapat mengenai otoritas Paus, Gereja terpisah dengan Gereja Ortodoks Timur dalam peristiwa Skisma Akbar pada tahun 1054.[53] Akhirnya sewaktu terjadinya peristiwa Reformasi pada abad ke-16, gereja-gereja dan persekutuan-persekutuan Protestan memisahkan diri dari Gereja Katolik.[54]

Gereja senantiasa menempatkan diri sebagai penerus takhta Petrus dan berada dalam satu-satunya "Gereja Kristus" yang satu,[55] sementara perpecahan dalam tubuh "Gereja yang satu", yang terkadang akibat kesalahan kedua belah pihak, adalah bagian dari dosa manusia,[56] tetapi orang-orang lahir dan dibesarkan dalam persekutuan yang telah terpisah tersebut tidak dapat dipersalahkan dan dianggap berdosa.[57] Gereja memandang bahwa gereja-gereja dan persekutuan-persekutuan gerejawi yang terpisah dari Gereja Katolik, sepanjang umatnya "beriman akan Kristus dan dibaptis secara sah dan baik", tetap pantas menyandang nama "Kristen" dan masih berada dalam suatu persekutuan dengan Gereja Katolik, walaupun tidak secara sempurna.[58][59][60] Gereja ini pun mengakui bahwa Roh Kudus dapat menggunakan persekutuan-persekutuan gerejawi tersebut sebagai sarana demi keselamatan, dengan premis bahwa "kekuatan Roh Kudus berasal dari kepenuhan rahmat dan kebenaran, yang Kristus percayakan kepada Gereja Katolik" dan hal tersebut "mendorong ke arah kesatuan Katolik".[61][62] Dengan kepercayaan pada karya Roh Kudus, Gereja mengupayakan kesatuan antar segenap umat Kristiani melalui gerakan yang disebut oikumenisme.[62]

Perkembangan dunia yang semakin modern dan sekuler, beberapa ajaran iman dan moral Katolik mendapat kritik dan bahkan pertentangan dari beberapa pihak, khususnya para penganut liberalisme dan egalitarianisme. Beberapa ajaran seksualitas tertentu, seperti penolakan kontrasepsi buatan, homoseksualitas, masturbasi, dan hubungan seks pranikah, penolakan terhadap perceraian, penolakan terhadap eutanasia dan aborsi, ketiadaan tahbisan bagi perempuan, serta langkah penanganan Gereja atas kasus pelecehan seksual oleh rohaniwan sangat umumnya menimbulkan perdebatan, bahkan di antara sesama umat Katolik.[63]

  1. ^ Marshall, Thomas William (1844). Notes of the Episcopal Polity of the Holy Catholic Church. London: Levey, Rossen and Franklin. ASIN 1163912190. 
  2. ^ a b c Stanford, Peter. "Roman Catholic Church". BBC Religions. BBC. Diakses tanggal 1 February 2017. 
  3. ^ a b Bokenkotter 2004, hlm. 18.
  4. ^ Calderisi, Robert. Earthly Mission - The Catholic Church and World Development; TJ International Ltd; 2013; p.40
  5. ^ "Laudato Si". Vermont Catholic. 8 (4, 2016–2017, Winter): 73. Diakses tanggal 19 December 2016. 
  6. ^ Libreria Editrice Vaticana (2003). "Katekismus Gereja Katolik." Diakses pada: 2009-05-01.
  7. ^ Vatikan. Dokumen-dokumen Konsili Vatikan II. Diakses pada: 2009-05-04. Perhatian: Tanda tangan Paus tampak dalam cersi Latinnya.
  8. ^ Declaration on Christian Formation, diterbitkan oleh Konferensi Waligereja Amerika Serikat, Washington DC 1965, halaman 13
  9. ^ Whitehead, Kenneth (1996). ""How Did the Catholic Church Get Her Name?" Eternal Word Television Network. Diakses pada 9 Mei 2008.
  10. ^ Contoh: 1977 Persetujuan dengan Uskup Agung Donald Coggan dari Canterbury Diarsipkan 2011-07-20 di Wayback Machine.
  11. ^ Walsh, Michael (2005). Roman Catholicism. Routledge. hal. 19. Versi online tersedia di sini
  12. ^ "Pubblicati l'Annuario Pontificio 2023 e l'Annuarium Statisticum Ecclesiae 2021". L'Osservatore Romano (dalam bahasa Italia). 3 March 2023. Diakses tanggal 3 March 2023. 
  13. ^ O'Collins, hal. v (pengantar).
  14. ^ Mark A. Noll. The New Shape of World Christianity (Downers Grove, IL: IVP Academic, 2009), 191.
  15. ^ "Eastern Catholic Churches". Catholics & Cultures (dalam bahasa Inggris). 2009-10-14. Diakses tanggal 2023-06-18. 
  16. ^ "Dioceses by Type". www.gcatholic.org. Diakses tanggal 2023-06-18. 
  17. ^ Schreck, hal. 158–159.
  18. ^ Paulus VI, Paus (1964). "Lumen Gentium bab 3, bagian 22". Vatikan. Diakses tanggal 9 Maret 2008. 
  19. ^ Hukum Kanon, kanon 331 dan 336
  20. ^ Teaching with Authority, oleh Richard R. Gaillardetz, hal. 57
  21. ^ katolisitas.org. "Tahta Suci, Kuria Roma dan Negara Kota Vatikan – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-18. 
  22. ^ katolisitas.org. "Apakah Hirarki dalam Gereja Sudah Ada Sejak Awal? – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-22. 
  23. ^ "Iman Katolik .....Media Informasi dan Sarana Katekese". www.imankatolik.or.id. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  24. ^ Konsili Vatikan, Kedua (1964). "Lumen Gentium paragraf 14". Vatikan. Diakses tanggal 17 December 2008. 
  25. ^ Paragraf nomor 846 (1994). "Katekismus Gereja Katolik". Libreria Editrice Vaticana. Diakses tanggal 27 Desember 2008. 
  26. ^ "Vatican congregation reaffirms truth, oneness of Catholic Church". Catholic News Service. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 July 2007. Diakses tanggal 17 March 2012. 
  27. ^ Bokenkotter 2004, hlm. 7.
  28. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama note1cite1
  29. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama note1cite2
  30. ^ Matius 16:18
  31. ^ Wilken, hal. 281, kutipan: "Beberapa (Komunitas Kristiani) didirikan oleh Petrus, murid yang ditetapkan Yesus sebagai pendiri GerejaNya. ... Begitu kedudukan tersebut terlembagakan, para sejarawan meninjau kembali dan mengakui Petrus sebagai paus pertama Gereja Kristen di Roma"
  32. ^ "Katekismus Gereja Katolik #846". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-22. 
  33. ^ "Katekismus Gereja Katolik No. 890". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  34. ^ "Katekismus Gereja Katolik No. 1322-1327". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  35. ^ "Katekismus Gereja Katolik No. 1375". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  36. ^ "Katekismus Gereja Katolik No. 487". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  37. ^ "The Four Marian Dogmas". Catholic News Agency. Diakses tanggal 25 March 2017. 
  38. ^ Schreck, hal. 153.
  39. ^ "Katekismus Gereja Katolik No. 835". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  40. ^ Schreck, hal. 152.
  41. ^ "Katekismus Gereja Katolik No. 341". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  42. ^ Barry, hal. 37, hal. 43–44.
  43. ^ (Mat. 16:18–19)
  44. ^ (Yoh. 16:12–13)
  45. ^ katolisitas.org. "Apakah Katekismus Gereja Katolik? – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-20. 
  46. ^ katolisitas.org. "Apakah itu Ajaran Sosial Gereja? – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-20. 
  47. ^ Barry, hal. 50–51.
  48. ^ Barry, hal. 98–99.
  49. ^ Agnew, John (12 February 2010). "Deus Vult: The Geopolitics of Catholic Church". Geopolitics. 15 (1): 39–61. doi:10.1080/14650040903420388. ISSN 1465-0045. 
  50. ^ Orlandis, pengantar
  51. ^ katolisitas.org. "Apakah Nestorianisme dan bagaimana Bapa Gereja meluruskan ajaran sesat tersebut? – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-20. 
  52. ^ katolisitas.org. "Perbedaan utama gereja Orthodox dengan Gereja Katolik – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-20. 
  53. ^ katolisitas.org. "Apakah yang disebut Skisma Timur dan Skisma Barat? – katolisitas.org" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-06-20. 
  54. ^ Media, Kompas Cyber (2018-11-07). "Biografi Tokoh Dunia: Martin Luther, Tokoh Reformasi Protestan Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2023-06-20. 
  55. ^ "Katekismus Gereja Katolik #870". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  56. ^ "Katekismus Gereja Katolik #817". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  57. ^ "Katekismus Gereja Katolik #818". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  58. ^ "Katekismus Gereja Katolik #818". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  59. ^ "Katekismus Gereja Katolik #838". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  60. ^ "Katekismus Gereja Katolik #1271". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  61. ^ "Katekismus Gereja Katolik #819". Iman Katolik. Diakses tanggal 2023-06-23. 
  62. ^ a b Kreeft, hal. 110–112.
  63. ^ Shorto, Russel (8 April 2007). "Keeping the Faith". The New York Times. Diakses tanggal 29 Maret 2008. 


Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "note", tapi tidak ditemukan tag <references group="note"/> yang berkaitan


Previous Page Next Page