Gunung Lewotolo | |
---|---|
![]() Letusan yang ditangkap oleh ESA sentinel-2 pada tanggal 29 November 2020 | |
Titik tertinggi | |
Ketinggian | 1.449 m (4.754 kaki) |
Puncak | 1.415 m |
Koordinat | 8°16′17″S 123°30′20″E / 8.27144°S 123.50565°E |
Geografi | |
Lokasi Gunung Lewotolo di Pulau Lembata, NTT | |
Letak | Lembata, Nusa Tenggara Timur, Indonesia |
Pegunungan | Busur Sunda |
Geologi | |
Jenis gunung | Stratovolcano |
Letusan terakhir | Masih Berlanjut[1] |
Gunung Lewotolo atau Gunung Api Lewotolok juga disebut dalam bahasa setempat (bahasa Lamaholot[2]) sebagai Ili/Ile Lewotolok atau Ile Ape. Gunung ini adalah gunung berapi kerucut yang terletak di bagian utara Pulau Lembata, Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ungkapan ile lewo tolok berarti " gunung kampung/negeri runtuh" (Lewotolok adalah nama tempat gunung ini berada), sedangkan ile ape berarti "gunung api".[3]
Secara geografi, gunung berada pada suatu semenanjung di sisi barat laut pulau. Posisinya ini menyebabkan tingkat kebencanaan gunung ini tidak termasuk tinggi.
Puncak gunung ini memiliki kawah besar menyerupai kaldera berbentuk bulan sabit yang disebut warga dengan nama Metong Lamataro. Ini adalah bagian dari kawah lama Gunung Lewotolo. Sebentuk kerucut terbentuk di sisi tenggara Metong Lamataro dan menjadi puncak tertinggi (+1.423 m) Gunung Lewotolo saat ini. Kerucut tersebut memiliki lubang kawah aktif di puncaknya dengan hembusan uap solfatara di hampir semua bagian kerucut. Solfatara berwarna kuning membara; hablur belerang hasil sublimasi banyak ditemukan di lerang timur, utara, dan selatan dari kerucut baru ini.