Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
Garis waktu |
Portal Indonesia |
Imperium Potugal di Insulindia | |
---|---|
ca 1522–1605 | |
Peta kerajaan Portugis di Hindia Timur (termasuk Kepulauan Indonesia), Atlas Miller. | |
Status | Pemukiman dan jajahan Kekaisaran Portugis |
Ibu kota |
|
Bahasa yang umum digunakan | Portugis, Melayu, Ternate, dan Tidore |
Pemerintahan | Monarki |
Raja | |
• 1522–1557 | João III |
• 1598–1605 | Felipe II |
Gubernur Jenderal | |
• 1522–1525 (pertama) | Antonio de Brito |
• 1602–1605 (terakhir) | Pedro Alvares de Abreu |
Era Sejarah | Modern awal |
• Didirikan | ca 1522 |
22 April 1529 | |
• Penaklukan Ambon | 22 Februari 1605 |
Sekarang bagian dari | Indonesia |
Bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa pertama yang mencapai Kepulauan Nusantara.[1] Pencarian mereka untuk mendominasi sumber perdagangan rempah-rempah yang menguntungkan pada awal abad ke-16 dan usaha penyebaran Katolik Roma mereka yang berbarengan menyaksikan pendirian pos dan benteng perdagangan, serta unsur budaya Portugis yang kuat yang masih tetap penting di Indonesia.
Secara geografis seluruh wilayah Eropa mengalami musim dingin yang akan membuat cara mengelola makanan mereka berbeda. Hampir semua persediaan daging yang mereka miliki didapat dari hewan ternak yang tidak mungkin dipelihara pada musim dingin dan disembelih untuk kemudian disimpan menjadi daging beku. Agar daging tersebut dapat bertahan lama mereka menggunakan garam dan rempah-rempah selama masa penyimpanan. Indonesia merupakan wilayah yang menghasilkan lada, pala, dan cengkeh yang menjadi komoditas utama dalam perdagangan rempah-rempah dan beberapa tanaman yang hanya tumbuh di hutan Maluku. Pala memiliki khasiat tidak hanya sebagai penyedap rasa tetapi juga sebagai afrodisiak dan bahan pengawet. Cengkeh dan lada juga merupakan komoditas langka dan berharga. Bangsa Portugis selama ini membeli rempah-rempah dari pedagang Arab dengan harga yang sangat tinggi. Oleh karena itulah tujuan bangsa Portugis ke Indonesia selain untuk memanfaatkan sumber dari semua rempah-rempah tersebut juga untuk menguasai perdagangannya meskipun pada awalnya mereka tidak terlalu banyak mengetahui secara rinci letak wilayah Indonesia dan cara menuju kesana.[2]