Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors.
Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Responsive image


Imunoglobulin rabies

Data klinis
Nama dagang Imogam Rabies-HT, lainnya
AHFS/Drugs.com monograph
Kat. kehamilan C(US)
Status hukum ?
Pengenal
Kode ATC J06BB05
ChemSpider none
Data kimia
Rumus ?

Imunoglobulin rabies adalah obat yang terbuat dari antibodi untuk melawan virus rabies.[1] Obat ini digunakan untuk mencegah rabies setelah terpapar, contohnya setelah digigit anjing atau kelelawar yang terinfeksi.[1] Obat ini diberikan setelah luka sudah dibersihkan dengan sabun dan air atau iodin povidon dan kemudian diikuti oleh pemberian vaksin rabies.[1] Imunoglobulin rabies disuntik di tempat luka ke dalam otot.[1] Obat ini tidak dibutuhkan untuk mereka yang sudah pernah disuntik vaksin rabies.[2]

Efek samping yang paling sering muncul adalah rasa sakit di tempat penyuntikan, demam, dan sakit kepala.[1] Reaksi alergi yang parah (seperti anafilaksis) jarang-jarang terjadi.[3] Bila diberikan saat hamil, obat ini tidak akan membahayakan bayi.[1] Obat ini bekerja dengan mengikat virus rabies sebelum dapat masuk ke dalam jaringan saraf.[1] Setelah virus masuk ke dalam sistem saraf pusat, imunoglobulin rabies tidak lagi berguna.[1]

Imunoglobulin rabies pertama kali digunakan dalam bentuk serum darah yang berasal dari tahun 1891.[4] Imunoglobulin rabies mulai sering digunakan di bidang kedokteran pada tahun 1950-an.[5] Obat ini masuk ke dalam Daftar Obat Esensial Organisasi Kesehatan Dunia.[6] Imunoglobulin rabies mahal harganya dan sulit didapat di negara-negara berkembang.[7] Di Amerika Serikat, harganya bisa mencapai 1.000 dolar Amerika per dosis.[8] Imunoglobulin rabies dibuat dari plasma darah manusia atau kuda yang memiliki kadar antibodi yang tinggi di dalam tubuh mereka.[1][8] Versi kuda tidak semahal versi manusia, tetapi efek samping lebih sering muncul.[5][8]

  1. ^ a b c d e f g h i "Rabies Immune Globulin". The American Society of Health-System Pharmacists. Archived from the original on 2017-09-14. Diakses tanggal 8 January 2017. 
  2. ^ WHO Model Formulary 2008 (PDF). World Health Organization. 2009. hlm. 398. ISBN 9789241547659. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses tanggal 8 January 2017. 
  3. ^ British national formulary : BNF 69 (edisi ke-69). British Medical Association. 2015. hlm. 869. ISBN 9780857111562. 
  4. ^ Plotkin, [edited by] Stanley A.; Orenstein,, Walter A.; Offit, Paul A. (2013). Vaccines (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-6th). [Edinburgh]: Elsevier/Saunders. hlm. 659. ISBN 1455700908. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-09. 
  5. ^ a b Jong, Elaine C.; Zuckerman, Jane N. (2004). Travelers' Vaccines (dalam bahasa Inggris). PMPH-USA. hlm. 205. ISBN 9781550092257. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-09. 
  6. ^ "WHO Model List of Essential Medicines (19th List)" (PDF). World Health Organization. April 2015. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 13 December 2016. Diakses tanggal 8 December 2016. 
  7. ^ Tintinalli, Judith E. (2010). Emergency Medicine: A Comprehensive Study Guide (Emergency Medicine (Tintinalli)) (edisi ke-7). New York: McGraw-Hill Companies. hlm. 1054. ISBN 0-07-148480-9. 
  8. ^ a b c Research Advances in Rabies (dalam bahasa Inggris). Academic Press. 2011. hlm. 351. ISBN 9780123870414. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-01-09. 

Previous Page Next Page