Jaringan listrik adalah sebuah jaringan terinterkoneksi yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik dari pembangkit ke pengguna. Jaringan listrik terdiri atas :[1]
Pembangkit listrik umumnya berlokasi di dekat sumber bahan bakar atau di dekat bendungan, dan sering berlokasi[oleh siapa?] jauh dari permukiman penduduk. Energi listrik yang dihasilkan pembangkit kemudian dinaikkan tegangannya, dan dikirim ke gardu listrik melalui saluran transmisi.
Saluran transmisi kemudian akan membawa listrik dalam jarak jauh, bahkan antar negara, hingga mencapai gardu listrik.
Di gardu, tegangan listrik akan diturunkan dari tegangan transmisi menjadi tegangan distribusi. Kemudian listrik dikirim ke trafo-trafo distribusi di dekat pengguna dengan menggunakan penyulang. Setelah sampai di trafo distribusi, tegangan listrik kembali diturunkan dari tegangan distribusi menjadi tegangan rumah tangga.
Ukuran jaringan listrik dapat bervariasi, mulai dari hanya satu gedung, satu kota, satu provinsi, satu negara, antar negara, dan bahkan antar benua. Walaupun begitu, hingga 2016[update] 1,4 miliar orang di seluruh dunia masih belum dapat dijangkau oleh listrik.[2]
Jaringan listrik sangat rawan terhadap serangan ataupun sabotase, sehingga perlu adanya pengamanan jaringan listrik. Dengan makin banyaknya komputer yang digunakan untuk mengatur jaringan listrik, serangan siber juga mulai menjadi risiko keamanan.[3] Resiko lainnya juga muncul dari makin kompleksnya sistem komputer yang diperlukan untuk mengatur jaringan listrik dengan proporsi energi terbarukan yang makin besar.[4]
[...] if all countries in the world were to make do with their own resources, there would be even more energy poverty in the world than there is now. Currently, 1.4 billion people are not connected to an electricity grid [...]