Jembatan Selat Sunda | |
---|---|
Koordinat | 5°57′22″S 105°51′18″E / 5.956°S 105.855°E |
Moda transportasi | Kendaraan bermotor, kereta api |
Melintasi | Selat Sunda |
Nama resmi | Jembatan Selat Sunda |
Pengelola | -- |
Karakteristik | |
Desain | Jembatan gantung |
Panjang total | 27 km |
Lebar | – |
Bentang terpanjang | – |
Sejarah | |
Perancang | Pemerintah Indonesia |
Dibangun oleh | – |
Dibuka | 17 Agustus 2025 (direncanakan) |
Statistik | |
Tol | Ya |
Lokasi | |
![]() |
Jembatan Selat Sunda (JSS) adalah sebuah megaproyek jalan raya dan rel kereta api yang direncanakan di antara dua pulau besar di Indonesia, yaitu Sumatra dan Jawa.
Usulan untuk membangun jembatan ini pertama kali disampaikan pada tahun 1960 oleh Prof. Sedyatmo dari Institut Teknologi Bandung sebagai bagian dari rencana yang lebih luas, yang dikenal sebagai Tri Nusa Bimasakti, untuk menghubungkan tiga pulau yaitu Sumatra, Jawa, dan Bali.[1] Pada bulan Oktober 2007, setelah diskusi dan perencanaan selama bertahun-tahun, pemerintah Indonesia memberikan lampu hijau untuk proyek yang mencakup beberapa jembatan gantung terpanjang di dunia, melintasi Selat Sunda sepanjang 27 km (17 mil). Namun, tujuh tahun kemudian pada bulan November 2014, pemerintahan Joko Widodo yang baru mengumumkan bahwa rencana pembangunan jembatan tersebut akan ditunda.[2]