Kabupaten Melawi | |
---|---|
![]() | |
![]() Peta | |
Koordinat: 0°20′10″S 111°41′53″E / 0.3361°S 111.6981°E | |
Negara | ![]() |
Provinsi | Kalimantan Barat |
Tanggal berdiri | 18 Desember 2003 |
Dasar hukum | UU no 18 tahun 2003 |
Ibu kota | Nanga Pinoh |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Dadi Sunarya Usfa Yursa |
• Wakil Bupati | Kluisen |
• Sekretaris Daerah | Paulus |
Luas | |
• Total | 10.640,80 km2 (4,108,44 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 239.502 |
• Kepadatan | 23/km2 (58/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | +62 568 |
Pelat kendaraan | KB xxxx J* |
Kode Kemendagri | 61.10 ![]() |
DAU | Rp 626.553.952.000,00- (2020)[3] |
Situs web | www |
Kabupaten Melawi adalah sebuah kabupaten di provinsi Kalimantan Barat Indonesia. Ibu kotanya berada di kecamatan Nanga Pinoh. Kabupaten Melawi memiliki tiga sungai membentang di wilayah tersebut di antaranya, yaitu Sungai Kayan, Sungai Melawi dan Sungai Pinoh. Dahulu dikenal sebagai Batang-Melawei (alias Laway, Melahoei, Pinoe).[4][5][6]
Kabupaten Melawi diresmikan pada 18 Desember 2003 dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Sintang. Secara geografis Kabupaten Melawi terletak pada 0°07’- 1°21’LS dan 111°07’- 112°21’ BT dengan luas wilayah 10.640,80 km². Kabupaten Melawi tebagi menjadi 11 Kecamatan dan 169 Desa dengan Sokan sebagai kecamatan terluas (1.577 km²) dan Belimbing Hulu sebagai kecamatan terkecil (454 km²).[1]
Daerah aliran sungai Pinoh merupakan termasuk wilayah Kerajaan Kotawaringin.[7] Kontrak 1756, Sultan Tamjidullah I[8] dari Banjarmasin dengan VOC-Belanda mendaftarkan Melawai (alias Melawi) dalam wilayah pengaruh Kesultanan Banjarmasin.[5] Tanggal 1 Januari 1817 Raja Banjar Sultan Sulaiman menyerahkan Sintang dan Melawi (disebut dengan nama Lawai) kepada Hindia Belanda.[9] Tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam dari Banjarmasin menyerahkan Lawai (alias Melawi) kepada Hindia Belanda.[10]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama MELAWI