Katedral Jakarta | |
---|---|
Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga | |
Koordinat: 6°10′9.31″S 106°49′59.23″E / 6.1692528°S 106.8331194°E | |
Lokasi | Jakarta Pusat, Jakarta |
Negara | Indonesia |
Denominasi | Gereja Katolik Roma |
Situs web | www |
Tanggal konsekrasi | 21 April 1901 |
Arsitektur | |
Status | Katedral, Paroki |
Status fungsional | Aktif |
Arsitek | Antonius Dijkmans |
Tipe arsitektur | Gereja |
Gaya | Neo-Gotik |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 2.500 orang |
Administrasi | |
Paroki | Katedral |
Dekenat | Pusat |
Keuskupan Agung | Jakarta |
Provinsi | Jakarta |
Klerus | |
Uskup | Ignatius Kardinal Suharyo |
Imam yang bertugas | R.P. A. Hani Rudi Hartoko, S.J. |
Imam rekan |
|
Cagar budaya Indonesia Gereja Katedral Jakarta | |
Peringkat | Nasional |
Kategori | Situs |
No. Regnas | CB.64 |
Lokasi keberadaan | Jakarta Pusat, Jakarta |
No. SK | 237/M/1999 |
Tanggal SK | 4 Oktober 1999 |
Tingkat SK | Menteri |
Pemilik | Paroki Katedral |
Pengelola | Paroki Katedral |
Koordinat | 6°10′09″S 106°49′59″E / 6.169175°S 106.833134°E |
Lokasi Katedral Jakarta di Jakarta Pusat | |
Nama sebagaimana tercantum dalam Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya | |
Gereja Katedral Jakarta, atau bernama resmi Gereja Katedral Santa Perawan Maria Diangkat ke Surga (bahasa Belanda: De Kerk van Onze Lieve Vrouwe ten Hemelopneming; bahasa Inggris: The Church of Our Lady of the Assumption) adalah sebuah gereja katedral Katolik yang terletak di Jakarta Pusat, Jakarta, ibu kota Indonesia. Gedung gereja ini diresmikan pada 1901 dan dibangun dengan arsitektur neo-gotik dari Eropa, yakni arsitektur yang sangat lazim digunakan untuk membangun gedung gereja beberapa abad yang lalu.[1]
Gereja yang sekarang ini dirancang dan dimulai oleh Pastor Antonius Dijkmans dan peletakan batu pertamanya dilakukan oleh Pro-vikaris, Carolus Wenneker. Pekerjaan ini kemudian dilanjutkan oleh Cuypers-Hulswit ketika Dijkmans tidak bisa melanjutkannya, dan kemudian diresmikan dan diberkati pada 21 April 1901 oleh Mgr. Edmundus Sybradus Luypen, S.J., Vikaris Apostolik Jakarta.
Katedral yang kita kenal sekarang sesungguhnya bukanlah gedung gereja yang asli di tempat itu, karena Katedral yang asli diresmikan pada Februari 1810, namun pada 27 Juli 1826 gedung Gereja itu terbakar bersama 180 rumah penduduk di sekitarnya saat terjadi kebakaran besar. Lalu pada tanggal 31 Mei 1890, Gereja itu pun sempat roboh oleh masalah struktur sehingga harus dilakukan renovasi. Arsitektur bangunan gereja yang sekarang sangat mirip dengan Gereja Sint-Petrus-en-Pauluskerk, Oostende, Belgia.
Pada malam natal, 24 Desember 2000, Gereja ini menjadi salah satu lokasi yang terkena serangan ledakan bom oleh kelompok ekstremis Islam, Jamaah Islamiyah.