Keharyapatihan Lithuania Вялікае Княства Літоўскае (bahasa Belarus) Lietuvos Didžioji Kunigaikštystė (bahasa Lithuania) Wielkie Księstwo Litewskie (bahasa Polandia) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1180 - 1251/1263-1569 | |||||||||
Keharyapatihan Lithuania pada 1387. | |||||||||
Status | Uni personal dengan Kerajaan Polandia (1385–1569) | ||||||||
Ibu kota | Voruta (abad ke-13) (?) Kernavė (settelah 1279–sebelum 1321) Trakai (setelah 1321–1323) Vilnius (1323–1569) | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Bahasa Lithuania[butuh rujukan], bahasa Ruthenia, bahasa Polandia, bahasa Latin, bahasa Jerman1 | ||||||||
Agama | Politeisme (sebelum 1250/1; 1263–1387), Katolik (1251–1263; 1387–1569) | ||||||||
Pemerintahan | Monarki Herediter | ||||||||
Adipati agung | |||||||||
• 1236–1251 | Mindaugas (pertama) | ||||||||
• 1548–1569 | Sigismund III (terakhir) | ||||||||
Legislatif | Seimas | ||||||||
- Dewan Rahasia | Dewan Lord | ||||||||
Sejarah | |||||||||
• Konsolidasi dimulai | 1180 | ||||||||
• Kerajaan didirikan | 17 Juli 1251 | ||||||||
• Keharyapatihan didirikan ulang | Musim semi 1263 | ||||||||
14 Agustus 1385 | |||||||||
1 Juli 1569 | |||||||||
Luas | |||||||||
Abad ke-13 hingga ke-14 | 800.000 km2 (310.000 sq mi) | ||||||||
1375 | 700.000 km2 (270.000 sq mi) | ||||||||
1490/3 | 850.000 km2 (330.000 sq mi) | ||||||||
Populasi | |||||||||
• 1490/3 | 4250000 | ||||||||
Mata uang | Gold zlotas | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Lituania Ukraina Belarus Polandia Moldova Rusia | ||||||||
1. Bahasa Polandia secara resmi digunakan oleh semua raja setelah Jogaila, namun Alexander I menggunakan dan memahami bahasa Lithuania sedangkan Sigismund III mempertahankan bahasa Polandia dan Lithuania. | |||||||||
Keharyapatihan Lithuania adalah negara Eropa yang berdiri sejak abad ke-12 M[1] hingga tahun 1795 M.[2] Negara ini didirikan oleh bangsa Lithuania, salah satu suku Baltik politeis dari Aukštaitija.[3][4][5] Kadipaten ini kemudian meluas hingga meliputi sebagian besar bekas wilayah Rus' Kiev serta daerah Slav lainnya, menempati wilayah Belarus, Latvia, Lithuania dan sebagian Estonia, Moldova, Polandia, Rusia serta Ukraina modern. Pada puncak kejayaannya pada abad ke-15 M, negara ini merupakan negara terbesar di Eropa..[6] Negara ini merupakan sebuah negara multietnik dan multikonfesi dengan banyak keberagaman dalam hal bahasa, agama, dan warisan kebudayaan.
Konsolidasi wilayah Lithuania dimulai pada akhir abad ke-12 M. Mindaugas, penguasa pertama keharyapatihan, dinobatkan sebagai Raja Katolik Lithuania pada tahun 1253 M. Negara-negara pagan menjadi sasaran dalam perang salib keagamaan oleh Kesatria Teuton dan Ordo Livonia. Negara yang multietnik dan multikonfesi baru muncul pada akhir masa pemerintahan Gediminas[7] dan terus meluas di bawah putranya Algirdas.[8] Penerus Algirdas, yaitu Jogaila, menyepakati Penyatuan Krewo pada tahun 1386 M, membawa dua perubahan besar dalam sejarah Keharyapatihan Lithuania, yang pertama adalah konversi ke agama Katolik serta pendiran persatuan dinasti antara Keharyapatihan Lithuania dengan Tahta Kerajaan Polandia.[9]
Masa pemerintahan Vytautas Agung menandai perluasan wilayah terbesar bagi keharyapatihan dan kekalahan Kesatria Teuton dalam Pertempuran Grunwald pada tahun 1410 M. Ini juga menandai bangkitnya kebangsawanan Lithuania. Setelah meninggalnya Vytautas, hubungan Lithuania dengan Kerajaan Polandia menjadi sangat buruk.[10] Para bangsawan Lithuania, termasuk para Radziwiłł, berupaya memisahkan Lithuania dari persatuan dengan Polandia.[11] Akan tetapi, Perang Moskwa-Lithuania yang gagal melawan Keharyapatihan Moskwa memaksa persatuan itu untuk tetap utuh.
Pada akhirnya, Persatuan Lublin pada tahun 1569 M menciptakan sebuah negara baru, yaitu Persemakmuran Polandia–Lithuania. Dalam federasi ini, Keharyapatihan Lithuania menjaga ciri politiknya dan memiliki pemerintahan, hukum, pasukan, dan baitulmal terpisah[12] Federasi ini dihapuskan dengan diloloskannya Konstitusi 3 Mei 1791, dan sejak itu diupayakan untuk dibentuk satu negara, yaitu Respublica Poloniae - di bawah satu penguasa dan satu parlemen. Akan tetapi, persemakmuran yang baru dibentuk ulang diserbu oleh Rusia pada tahun 1792 M, dan wilayahnya dibagi-bagi antara para tetangganya, dengan negara yang tercabik-cabik (kota-kota utamanya seperti Kraków, Warsawa dan Vilnius) menjadi merdeka secara nominal; dan setelah Pemberontakan Kościuszko, dibagi-bagi di antara Kekaisaran Rusia, Kerajaan Prussia dan Austria pada tahun 1795 M.