Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors.
Please consider supporting us by disabling your ad blocker.

Responsive image


Kerajaan Sarawak

Kerajaan Sarawak

1842–1946
{{{coat_alt}}}
Lambang
Lokasi Sarawak
StatusProtektorat Britania Raya
Ibu kotaKuching
Bahasa yang umum digunakanBahasa Inggris, Iban, Melayu, Tionghoa
DemonimSarawakian
PemerintahanMonarki
Rajah 
• 1841–1868
James Brooke
• 1868–1917
Charles Anthoni Johnson Brooke
• 1917–1946
Charles Vyner Brooke
LegislatifDewan Negeri
Era SejarahImperialisme Baru
• Kemerdekaan
18 Agustus 1842
• Protektorat
14 Juni 1888
• Digabung ke Britania Raya
30 Juni 1946
• Federasi
16 September 1963
Luas
124.450 km2 (48.050 sq mi)
Mata uangDolar Sarawak
Didahului oleh
Digantikan oleh
kslKesultanan
Brunei
Koloni Mahkota Sarawak
Pendudukan Jepang di Borneo Britania
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "region" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).
Peringatan: Page using Template:Infobox country with unknown parameter "continent" (pesan ini hanya ditampilkan dalam pratinjau).

Kerajaan Sarawak awalnya didirikan seorang pangeran dari Kesultanan Brunei yaitu Pangeran Muda Tengah bin Sultan Muhammad Hasan, Sultan Brunei ke-9. Berdirinya Kerajaan Sarawak ini bermula ketika wilayah Sarawak itu diberikan kepada Pangeran Muda Tengah oleh Abangnya yang adalah Sultan Brunei yang memerintah pada saat itu yaitu Sultan Abdul Jalilul Akbar. Maka kemudian pada sekitar tahun 1627 M didirikanlah Kesultanan Sarawak yang merupakan Kerajaan pertama di wilayah Sarawak dengan Pangeran Muda Tengah bin Sultan Muhammad Hasan sebagai Sultan Sarawak / Raja Sarawak yang pertama dengan gelar Sultan Ibrahim Ali Omar Shah yang lebih populer dengan sebutan Sultan Tengah atau Raja Tengah dengan pusat pemerintahan disekitar Kota Kuching sekarang. Dengan demikian berarti Sultan Tengah atau Raja Tengah inilah yang pertama kali membuka wilayah yang kemudian menjadi Kota Kuching yang sekarang ini.

Sultan Tengah / Raja Tengah itu kemudian menurunkan zuriatnya di Sambas yang mana keturunan Baginda itu kemudian turun temurun menjadi Sultan-Sultan Sambas. Namun setelah Sultan Tengah wafat pada sekitar tahun 1657 M, karena situasi dan kondisi tertentu, anak Baginda tidak diangkat sebagai penggantinya yang meneruskan tahta Kesultanan Sarawak itu tetapi Negeri Sarawak itu kemudian dikembalikan ke pemerintahan Kesultanan Brunei yang kemudian oleh Sultan Brunei diangkat seorang Wakil Sultan Brunei di wilayah Sarawak itu dengan gelar Pangeran Indra Mahkota. Sehingga dengan demikian Sultan Tengah atau Raja Tengah itu adalah Sultan Sarawak yang pertama dan sekaligus sebagai Sultan Sarawak yang terakhir.

Selanjutnya pada masa Pangeran Indra Mahkota yang ke-3 yaitu Pangeran Indra Mahkota Muhammad Saleh, yaitu pada sekitar tahun 1834 M, seorang Saudagar yang juga mantan tentara Inggris yang bernama James Brooke datang ke Sarawak dan bertemu dengan Pangeran Indra Mahkota Muhammad Saleh itu. James Brooke ini yang memang sangat berambisi untuk menjadi Seorang Raja Melayu itu kemudian melihat peluang bahwa ia dapat memperoleh kekuasaan di wilayah Sarawak ini. Maka kemudian setelah berhasil mempengaruhi Pangeran Muda Hasyim yaitu seorang tangan kanan (kepercayaan) Sultan Brunei saat itu, Pangeran Indra Mahkota Muhammad Saleh disingkirkan dan kemudian sebagai gantinya James Brooke diangkat oleh Sultan Brunei sebagai Gubernur di wilayah Sarawak itu.

Dalam waktu kurang dari 10 tahun kemudian James Brooke dengan strategi liciknya berhasil mengkhianti Sultan Brunei sehingga kemudian wilayah Sarawak terlepas dari kekuasaan Kesultanan Brunei yaitu pada tahun 1842 M. Setelah itu maka James Brooke mengumumkan dirinya sebagai "Raja" yang kemudian disebut orang dengan sebutan Raja Putih Sarawak atau Rezim Brookes. Setelah menjadi Raja Sarawak yang wilayah pemerintahannya berdampingan dengan pemerintahan Kesultanan Brunei, James Brooke ini dengan berbagai strategi licik dan kekuatannya yang semakin besar dengan tentunya dukungan British dibelakangnya, kembali merongrong wilayah kekuasaan Kesultanan Brunei lainnya sehingga dari masa ke masa wilayah Kesultanan Brunei menjadi semakin kecil hinggalah seperti yang ada sekarang ini.

Dalam pandangan para Sejarawan dan Pemerhati Sejarah bahwa bila disebutkan "Kesultanan Sarawak" maka itu adalah merujuk kepada Kerajaan Sarawak yang didirikan oleh Sultan Tengah sedangkan bila disebutkan "Kerajaan Sarawak" maka itu adalah merujuk kepada Kerajaan Sarawak yang didirikan oleh James Brooke.

Kerajaan Sarawak adalah negara yang didirikan oleh Sir James Brooke tahun 1842 dengan memperoleh kemerdekaan dari Kesultanan Brunei. Pada tahun 1888, Charles Anthony Johnson Brooke, penerus James Brooke, menerima menjadi Protektorat Britania. Kerajaan ini terus menjadi Protektorat sampai tahun 1946, ketika penguasa ketiga, Charles Vyner Brooke, menyerahkan haknya kepada Britania Raya.

Jadi Kerajaan Sarawak yang didirikan oleh Sultan Tengah itu jauh lebih dahulu yaitu pada tahun 1627 M sebagai Kerajaan yang pertama di wilayah Sarawak yang kemudian pada sekitar tahun 1660 M diganti dengan pemerintahan Wakil Sultan Brunei di wilayah Sarawak dengan gelar Pangeran Indra Mahkota. Pada sekitar Tahun 1840 M, Pemerintahan Pangeran Indra Mahkota digantikan dengan pemerintahan Gubernur Sarawak yang dipimpin olej James Brooke yang masih berada di bawah kekuasaan Kesultanan Brunei hingga kemudian James Brooke merebut kekuasaan wilayah Sarawak itu dari Sultan Brunei dan mendirikan pemerintahan sendiri di Sarawak pada tahun 1842 M.

Dengan demikian urutan pemerintahan yang pernah memerintah di wilayah Sarawak adalah: Kesultanan Sarawak di bawah pemerintahan Sultan Ibrahim Ali Omar Shah yang populer dengan sebutan Sultan Tengah atau Raja Tengah dari tahun 1627 M hingga tahun 1657 M, kemudian digantikan dengan pemerintahan Wakil Sultan Brunei di Sarawak dengan gelar Pangeran Indra Mahkota, mulai dari Pangeran Indra Mahkota ke-1 hingga Pangeran Indra Mahkota ke-7 yaitu dari tahun 1657 M hingga tahun 1834 M, lalu digantikan dengan pemerintahan Gubernur Sarawak James Brooke yang berada di bawah Kesultanan Brunei dari tahun 1840 M sampai tahun 1842 M, lalu pemerintahan James Brooke dan keturunannya sebagai Raja Putih Sarawak dari tahun 1842 M hingga diserahkannya kekuasaan pemerintahan Sarawak itu oleh Pemerintah Britania kepada Pemerintahan Persekutuan Tanah Melayu hingga kemudian menjadi Pemerintahan Negeri Sarawak seperti yang ada sekarang ini.


Previous Page Next Page