Kesultanan Berau Kesultanan Berau | |||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1377–1810 | |||||||||||||||
Bendera | |||||||||||||||
![]() Kesultanan Berau pada saat kejayaannya | |||||||||||||||
Status | Negara berdaulat (1377-1408) Vasal Kesultanan Brunei (1409-1443) Vasal Majapahit (1444-1477) Negara berdaulat (1478-1526) Vasal Kesultanan Demak (1527-1547) Vasal Kesultanan Banjar (1548-1638) Vasal Kesultanan Gowa (1639-1667) Negara berdaulat (1668-1810) | ||||||||||||||
Ibu kota | Sungai Lati | ||||||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Berau, Banjar, lainnya | ||||||||||||||
Agama | Islam Sunni,Hindu | ||||||||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||||||||
Sultan | |||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||
• Kesultanan didirikan | 1377 | ||||||||||||||
• Menjadi bagian dari Hindia Belanda | 1810 | ||||||||||||||
| |||||||||||||||
Sekarang bagian dari | ![]() ![]() | ||||||||||||||
Bagian dari seri mengenai |
---|
Sejarah Indonesia |
![]() |
Garis waktu |
![]() |
Kesultanan Berau adalah sebuah kerajaan yang pernah berdiri di wilayah Kabupaten Berau sekarang ini. Kerajaan ini berdiri pada abad ke-14 dengan raja pertama yang memerintah bernama Baddit Dipattung dengan gelar Aji Raden Suryanata Kesuma dan istrinya bernama Baddit Kurindan dengan gelar Aji Permaisuri. Pusat pemerintahannya berada di Sungai Lati, Kecamatan Gunung Tabur.[1] Sejarahnya kemudian pada keturunan ke-13, Kesultanan Berau terpisah menjadi dua yaitu Kesultanan Gunung Tabur dan Kesultanan Sambaliung. Sebelumnya daerah-daerah milik Berau yang telah memisahkan diri dan berdiri sendiri adalah Bulungan dan Tidung (kemudian ditaklukan Sultan Sulu).[2]
Negara Berau Kuno meliputi kawasan pesisir dari perbatasan mandala Kerajaan Brunei di Kinabatangan (kini termasuk Sabah) hingga Tanjung Mangkaliat di perbatasan dengan mandala Kerajaan Kutai. Salah satu dari lima daerah bagian Berau adalah Nagri Marancang. Kepala Nagri atau Orang tuanya bernama Rangga Si Kannik Saludai. Pengarappan atau Punggawanya Bernama Harimau Jantan, Lambu Tunggal dan Kuda Sambarani. Wilayah kekuasaannya dari Bulalung Karantigau, Kubuan Pindda, Mangkapadi, Bulungan Selimbatu, Sekatak Buji, Sekata Jelanjang, Betayu, Sesayap, Simangarris, Tawau, Segarung, Talluk Silam dan Kinabatangan berbatasan dengan Brunei.[3][4]
Menurut perjanjian VOC-Belanda dengan Kesultanan Banjar, "negara Berau" (yang terdiri atas Gunung Tabur, Tanjung/Sambaliung, Bulungan dan Tidung) merupakan salah satu bekas negara dependensi/negara bagian di dalam "negara Banjar Raya".[5][6][7] Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, wilayah ini termasuk dalam Zuid-Ooster Afdeeling yang beribu kota di Banjarmasin berdasarkan Besluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[8]