Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini)
|
Kesultanan Kasepuhan ᮊᮞᮥᮜ᮪ᮒᮔᮔ᮪ ᮊᮞᮨᮕᮥᮠᮔ᮪ | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1679–1812 | |||||||||||
Ibu kota | Kota Cirebon | ||||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Cirebon (1679–sekarang), Belanda (1679–1811), Inggris (1811–1815) | ||||||||||
Agama | Islam | ||||||||||
Pemerintahan | Kepangeranan | ||||||||||
Sultan Sepuh | |||||||||||
• 1679 (Deklarasi Pakungwati - didirikannya Kasepuhan) | Sultan Sepuh I | ||||||||||
• 1812 (dipensiunkan oleh Raffles) | Sultan Sepuh VII Joharuddin | ||||||||||
• 2020 | Perwalian oleh Rahardjo Jali[1] Pelantikan Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin sebagai Sultan Sepuh[2] | ||||||||||
• 2021 | Pelantikan Raharjo Jali sebagai Sultan Sepuh Aluda II[3] | ||||||||||
Pangeran Patih | |||||||||||
Sejarah | |||||||||||
• Pembagian kesultanan Cirebon menjadi tiga tahun 1679. | 1679 | ||||||||||
• Letnan Jendral Thomas Stamford Raffles mempensiunkan Sultan Sepuh dari jabatan politik[4] | 1812 | ||||||||||
| |||||||||||
Sekarang bagian dari | Kota Cirebon, Jawa Barat, Indonesia | ||||||||||
Kesultanan Kasepuhan (aksara Sunda: ᮊᮞᮥᮜ᮪ᮒᮔᮔ᮪ ᮊᮞᮨᮕᮥᮠᮔ᮪) adalah salah satu dari tiga wilayah hasil pembagian Kesultanan Cirebon kepada tiga orang putra Sultan Abdul Karim (Pangeran Girilaya) atau yang dikenal dengan nama Panembahan Ratu Pakungwati II yang meninggal tahun 1666.[5] Namun menurut naskah Mertasinga, Sultan Abdul Karim telah meninggal di Mataram pada tahun 1585 Jawa (kira-kira tahun 1662 M),[6] yakni dua belas tahun setelah kepergiannya ke Mataram.
Putra Pangeran Girilaya adalah Pangeran Raja Martawijaya yang memimpin Kesultanan Kasepuhan, Pangeran Raja Kartawijaya yang memerintah Kesultanan Kanoman, dan Pangeran Raja Wangsakerta yang menjadi Panembahan Cirebon yang bertugas dalam hal pendidikan putra-putri keraton. Pangeran Raja Wangsakerta bertempat tinggal di Keraton Kasepuhan dan membantu Pangeran Raja Martawijaya memerintah kesultanan Kasepuhan sebagai Sultan Sepuh I.
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama waliraharjo
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama miftahudin
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama baehaqialuda
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama hazmirullah