Lak merupakan kerajinan tangan khas Palembang yang merupakan akulturasi dari Tiongkok. Lak didapat dari liur serangga yang dikenal sebagai kutu lak dan dapat dijadikan sebagai bahan cat. Kriya ini mulai dikenal pada masa Dinasti Ming [1368-1643 SM]. Pada mulanya lak dipakai menulis di bambu yang selanjutnya berkembang pada masa Dinasti Chou [1027-256 SM] dipakai untuk menghias piring dan alat makan lainnya. Lak masuk ke Palembang pada awal Kerajaan Palembang[1]