Makanan siap saji adalah makanan yang dihidangkan dan dilayankan dengan waktu yang cepat. Dengan kata lain makanan siap saji merupakan makanan yang disiapkan dengan segera. Biasanya makanan siap saji dapat ditemukan di restoran atau toko dengan persiapan mutu yang rendah, yang dihidangkan dalam sebuah paket untuk dibawa pergi oleh pembeli.[2] Makanan siap saji bisa secara cepat dihidangkan karena sudah dipersiapkan terlebih dahulu, hingga waktu penyajian hanya mencapai durasi 5-10 menit setelah pembeli memesan makanan tersebut.[3] Berdasarkan hasil penelitian, jumlah masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi makanan siap saji sebanyak 69%. Rinciannya, sebanyak 33% memilih makanan siap saji untuk makan siang. Sebanyak 25% memilih makanan siap saji untuk makan malam. Sebanyak 9% memilih makanan siap saji untuk selingan, dan 2% untuk makan pagi.[4] Kandungan yang ada dalam makanan siap saji di antaranya karbohidrat, lemak, gula, dan garam tambahan. Kandungan tersebut tidak mampu memenuhi asupan nutrisi sehari-hari. Apabila setiap hari terus mengkonsumsi makanan siap saji akan menghambat pertumbuhan.[5] Selain itu, mengkonsumsi makanan siap saji secara rutin bisa menimbulkan risiko obesitas dan peningkatan berat badan. Oleh karena itu, makanan siap saji sering dikatakan tidak ramah, tapi juga tidak sehat. Namun, masyarakat sering tidak peduli terhadap kandungan gizi yang ada di dalam makanan siap saji, yang memiliki risiko terhadap gangguan kesehatan.[6] Makanan siap saji diminati oleh masyarakat dikarenakan lebih cepat dan praktis. Hal ini dikarenakan masyarakat urban sibuk bekerja, dan tidak memiliki waktu yang lama untuk memilih makanan. Perkembangan perekonomian juga turut berpengaruh terhadap perubahan gaya dan budaya makan yang ingin cepat saji. Makanan siap saji mudah ditemukan di daerah pertokoan elit, dengan akses yang nyaman dan menarik.[7] Agar tidak terlalu bergantung terhadap makanan siap saji, hal pertama yang dilakukan yaitu menyediakan makanan sehat di rumah, seperti buah-buahan, cemilan protein (protein bar), sayur-sayuran dan yoghurt. Selain itu, mulai membiasakan untuk memasak masakan sendiri.[8]