Malt adalah kecambah biji-bijian serealia yang telah dikeringkan. Biji-bijian dibuat berkecambah dengan merendamnya di dalam air, lalu menahan proses perkecambahan lebih lanjut dengan pengeringan.[1][2][3][4] Biji-bijian yang telah menjadi malt akan membentuk enzim yang memecah pati di dalam biji-bijian menjadi gula, termasuk monosakarida glukosa, disakarida maltosa, trisakarida maltotriosa, dan gula yang lebih kompleks seperti maltodekstrin. Enzim lain juga terbentuk, seperti protease, yang memecah protein di dalam biji-bijian menjadi bentuk yang dapat dimanfaatkan oleh ragi. Malt juga mengandung sejumlah kecil gula jenis lain seperti sukrosa dan fruktosa, yang sesungguhnya bukan produk dari modifikasi pati namun sudah ada di dalam biji-bijian sebelum proses pembuatan malt.
Biji-bijian yang dijadikan malt digunakan untuk membuat bir, wiski, milkshake, cuka malt, permen, minuman rasa seperti Horlicks, Ovaltine, dan Milo, dan berbagai jenis roti seperti bagel. Malt yang telah digerus dapat digunakan sebagai pemanis.[5][6] Dari berbagai jenis sereal yang dapat dibuat malt, barley adalah yang paling umum.[7]
The sprouted corn is then dried and ground into meal. This sweet meal is then made into a mush with boiling water, and is let stand two or three days.
The grain's own conversion of stored starch to sugar while sprouting ("malting") results in a sweet meal, which is then cooked for hours with water, oil, and additional wheat flour.