Maoisme, secara resmi disebut sebagai Pemikiran Mao Zedong, adalah salah satu bentuk Marxisme–Leninisme yang dikembangkan Mao Zedong saat mencoba mewujudkan revolusi sosialis di masyarakat agraris, praindustri Republik Tiongkok dan kemudian Republik Rakyat Tiongkok. Perbedaan antara Maoisme dan Marxisme–Leninisme tradisional adalah bahwa front persatuan kekuatan progresif dalam masyarakat kelas akan memimpin garda depan revolusioner dalam masyarakat praindustri[1] bukan hanya kaum revolusioner komunis. Teori ini, yang di dalamnya praksis revolusioner adalah yang utama dan ortodoksi ideologis adalah yang kedua, mewakili Marxisme–Leninisme perkotaan yang diadaptasi ke Tiongkok praindustri. Para ahli teori kemudian memperluas gagasan bahwa Mao telah mengadaptasi Marxisme–Leninisme ke kondisi Tiongkok, dengan menyatakan bahwa ia sebenarnya telah memperbaruinya secara mendasar dan bahwa Maoisme dapat diterapkan secara universal di seluruh dunia. Ideologi ini sering disebut sebagai Marxisme–Leninisme–Maoisme untuk membedakannya dari ide-ide asli Mao.[2][3][4]