Marzuki Darusman | |
---|---|
Sekretaris Kabinet Indonesia ke-12 | |
Masa jabatan 5 Juli 2001 – 23 Juli 2001 | |
Presiden | Abdurrahman Wahid |
Jaksa Agung Republik Indonesia ke-16 | |
Masa jabatan 29 Oktober 1999 – 1 Juni 2001 | |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | |
Masa jabatan 1 Oktober 2004 – 30 September 2009 | |
Daerah pemilihan | Nusa Tenggara Barat |
Masa jabatan 1 Oktober 1982 – 30 September 1997 | |
Daerah pemilihan | Jawa Barat |
Informasi pribadi | |
Lahir | 26 Januari 1945 Bogor, Jawa Barat, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Golkar |
Suami/istri | Irmayanti R. Darusman |
Hubungan |
|
Anak | 3 |
Almamater | Universitas Katolik Parahyangan |
Pekerjaan | Pengacara |
Penghargaan | |
Sunting kotak info • L • B |
Marzuki Darusman, S.H. (lahir 26 Januari 1945) seorang pengacara Indonesia dan juru kampanye hak asasi manusia. Setelah lima belas tahun menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat dengan Partai Golkar, ia menjabat Jaksa Agung Republik Indonesia dari 1999 hingga 2001. Marzuki telah bertugas di beberapa komisi hak asasi manusia nasional dan internasional, dan pada Agustus 2010, ia menjadi direktur pendiri Pusat Sumber Daya Hak Asasi Manusia untuk ASEAN.
Dia telah menjabat sebagai ketua Misi Pencari Fakta independen tentang Myanmar di bawah Dewan Hak Asasi Manusia PBB sejak Juli 2017. Dia menjabat sebagai Pelapor Khusus tentang situasi hak asasi manusia di Republik Demokratik Rakyat Korea (2010-2016) dan anggota Komisi Penyelidikan tentang Hak Asasi Manusia di Korea Utara (2013 hingga 2014). Pada tahun 2010, ia ditugaskan untuk menjabat sebagai ketua Panel Ahli Sekretaris Jenderal PBB tentang Sri Lanka dan pada tahun 2009 ia ditunjuk oleh Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menjadi tiga anggota Komisi Penyelidikan PBB untuk menyelidiki pembunuhan mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto.[1]