Pemilihan umum Thailand 2011 | |||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
2007 2014 | |||||||||||||||||||||||||
500 kursi Dewan Perwakilan Thailand | |||||||||||||||||||||||||
Kandidat | |||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||
|
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Thailand |
Sebuah pemilihan umum berlangsung di seluruh Thailand pada hari Minggu, 3 Juli 2011, atas Dekret Kerajaan untuk Membubarkan Dewan Perwakilan, BE 2554 (2011) yang menyebabkan pembubaran Dewan Perwakilan pada 10 Mei 2011.[1]
Rencana untuk mengadakan pemilu pada 14 November 2010 pernah diusulkan dahulu,[2] tetapi terpaksa ditangguhkan. Pengumuman Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva supaya mengadakan pemilu itu timbul mengikuti pergolakan selama berbulan-bulan oleh Barisan Bersatu untuk Demokrasi Menentang Kediktatoran (UDD) atau penyokong "Baju Merah" bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Pihak oposisi mendukung untuk rancangan itu, tetapi mengehendaki supaya parlemen dibubarkan.[3]
Dengan peratusan kehadiran pengundi berdaftar pada 66%,[4] Partai Pheu Thai yang populis meraih mayoritas dengan 265 kursi,[5] sementara ketua partai ini, Yingluck Shinawatra menjadi perdana menteri wanita yang pertama dalam sejarah Thailand.[6] Partai Demokrat pula menjadi partai oposisi utama dengan 159 kursi.[5]