Artikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. |
Poliomielitis | |
---|---|
Seseorang dengan kaki kanan yang lebih kecil karena poliomielitis. | |
Informasi umum | |
Spesialisasi | Penyakit menular, neurologi, Bedah ortopedi |
Poliomielitis atau polio adalah penyakit menular yang disebabkan oleh poliovirus. Di sekitar 0,5% dari kasus polio terdapat kelemahan otot yang mengakibatkan kelumpuhan.[1] Hal ini dapat terjadi selama beberapa jam sampai beberapa hari.[1][2] Kelemahan paling sering terjadi pada kaki tetapi kadang-kadang terjadi pada otot-otot kepala, leher dan diafragma. Banyak tapi tidak semua orang sepenuhnya pulih. Pada penderita polio dengan kelemahan otot sekitar 2% sampai 5% dari anak-anak dan 15% sampai 30% dari orang dewasa mati.[1] 25% lainnya mengalami gejala ringan seperti demam dan sakit tenggorokan dan hingga 5% mengalami sakit kepala, leher kaku dan nyeri di lengan dan kaki.[1][2] Orang-orang ini biasanya kembali normal dalam waktu satu atau dua minggu. Dalam hingga 70% dari infeksi tidak terjadi gejala.[1] Beberapa tahun setelah sembuh sindrom pasca-polio dapat terjadi, dengan perkembangan kelemahan otot yang lambat, sama dengan yang dialami selama infeksi awal.[3]
Poliovirus biasanya menyebar dari orang ke orang melalui feses yang terinfeksi yang memasuki mulut.[1] Poliovirus juga dapat menyebar melalui makanan atau air yang mengandung kotoran manusia dan kadang-kadang dari air liur yang terinfeksi.[1][2] Mereka yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit selama enam minggu bahkan jika tidak ada gejala. Penyakit ini dapat didiagnosis dengan menemukan virus di feses atau mendeteksi antibodi terhadap poliovirus dalam darah. Penyakit ini hanya terjadi secara alami pada manusia.[1]
Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksin polio; namun, beberapa dosis diperlukan agar vaksin menjadi efektif.[2] Centers for Disease Control and Prevention Amerika Serikat merekomendasikan booster vaksinasi polio bagi wisatawan dan mereka yang tinggal di negara-negara di mana penyakit ini terjadi.[4] Setelah terinfeksi tidak ada pengobatan khusus.[2] Pada tahun 2016, polio menjangkiti 42 orang, sementara ada sekitar 350.000 kasus pada tahun 1988.[2][5] Pada tahun 2014 penyakit ini hanya menyebar di Afghanistan, Nigeria, dan Pakistan.[2] Pada 2015 Nigeria telah menghentikan penyebaran virus polio liar tetapi kembali terjadi pada tahun 2016.[6][7]
Poliomielitis telah ada selama ribuan tahun, dan polio telah digambarkan dalam seni kuno.[1] Penyakit ini pertama kali diakui sebagai kondisi yang berbeda oleh Michael Underwood pada tahun 1789[1] dan virus yang menyebabkan polio pertama kali diidentifikasi pada tahun 1908 oleh Karl Landsteiner.[8] Wabah besar mulai terjadi pada akhir abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat.[1] Pada abad ke-20 polio menjadi salah satu penyakit anak yang paling mengkhawatirkan di daerah ini.[9] Vaksin polio pertama dikembangkan pada tahun 1950 oleh Jonas Salk.[10] Diharapkan bahwa upaya vaksinasi dan deteksi dini kasus polio akan menghasilkan pemberantasan global polio pada tahun 2018.[11]