Richard Williamson | |
---|---|
Uskup | |
![]() Richard Williamson pada 1991 | |
Awal masa jabatan | 30 Juni 1988 |
Masa jabatan berakhir | 24 Oktober 2012 |
Imamat | |
Tahbisan imam | 29 Juni 1976 oleh Marcel Lefebvre |
Tahbisan uskup | 30 Juni 1988 oleh Marcel Lefebvre |
Informasi pribadi | |
Nama lahir | Richard Nelson Williamson |
Lahir | London, Inggris, Britania Raya | 8 Maret 1940
Meninggal | 29 Januari 2025 | (umur 84)
Semboyan | fidelis inveniatur |
Lambang | ![]() |
Sejarah tahbisan Richard Williamson (uskup) | |
---|---|
Tahbisan imamat | |
Ditahbiskan oleh | Marcel Lefebvre (SSPX) |
Tanggal tahbisan | 29 Juni 1976 |
Tempat tahbisan | Seminari Santo Pius X Internasional, Écône, Swiss |
Tahbisan episkopal | |
Konsekrator utama | Marcel Lefebvre (SSPX) |
Tanggal konsekrasi | 30 Juni 1988 |
Tempat konsekrasi | Seminari Santo Pius X Internasional, Écône, Swiss |
Richard Nelson Williamson (8 Maret 1940 – 29 Januari 2025) adalah seorang uskup Katolik tradisionalis Inggris yang menentang perubahan dalam Gereja Katolik yang dilakukan oleh Konsili Vatikan Kedua. Ia aslinya adalah anggota Serikat Santo Pius X (SSPX), tetapi dikeluarkan dari SSPX pada 2012.
Pada 1988, Williamson menjadi salah satu dari empat pendeta SSPX yang diangkat menjadi uskup oleh Uskup Agung Marcel Lefebvre, yang kemudian dikenai ekskomunikasi otomatis secara ipso facto.[1] Validitas ekskomunikasi tersebut dipersengketakan oleh SSPX yang berkata bahwa pengangkatan tersebut dilakukan karena sebuah krisis dalam Gereja Katolik. Ekskomunikasi tersebut, termasuk Williamson, ditarik pada 21 Januari 2009, tetapi penangguhan para uskup tersebut dari pelaksanaan pelayanan dalam Gereja Katolik masuk berlaku.[2]
Setelah itu, televisi Swedia menyiarkan sebuah wawancara yang sebelumnya ditayangkan di seminari SSPX di Zaitzkofen, Bayern. Pada wawancara tersebut, Williamson mengekspresikan sebuah kepercayaan bahwa Jerman Nazi tidak menggunakan kamar gas pada saat Holocaust dan berkata bahwa Yahudi yang tewas hanya berjumlah 200,000 sampai 300,000 jiwa. Berdasarkan pada pernyataan tersebut, Uskup tersebut dikenai dakwaan penyangkalan Holocaust oleh pengadilan Jerman. Tahta Suci mendeklarasikan bahwa Paus Benediktus tidak mengamini pandangan Williamson ketika ia menarik ekskomunikasi dari empat uskup, dan bahwa Williamson masuk ditangguhkan dari fungsi episkopalnya sampai ia menarik perkataannya tentang Holocaust.[3][4]