白蓮教 | |
Penggolongan | Kepercayaan keselamatan Tiongkok |
---|---|
Orientasi | Ajaran Maitreya |
Bahasa | Tionghoa |
Pendiri | Huiyuan |
Didirikan | Semasa Dinasti Jin Gunung Lu, Jiujiang |
Terpecah dari | Buddhisme Tanah Murni |
Serapan | Tionghoa Manikeanisme |
Seroja Putih atau Teratai Putih (Hanzi sederhana: 白莲教; Hanzi tradisional: 白蓮教; Pinyin: Báiliánjiào; Wade–Giles: Pai-lien chiao) mengacu pada berbagai kelompok agama dan politik yang muncul di Tiongkok selama berabad-abad. Pada awalnya, nama ini dikaitkan dengan organisasi Buddhis Tanah Suci yang berusaha untuk mempromosikan praktik-praktik kebaktian yang berfokus pada kelahiran kembali di Tanah Sukhavati. Masyarakat awal ini menekankan keselamatan spiritual melalui keyakinan, pelafalan nama Amitābha (念佛), dan kepatuhan terhadap ajaran moral.
Namun, seiring berjalannya waktu, istilah “Teratai Putih” menjadi terkait dengan beragam gerakan keselamatan dan apokaliptik, yang sering kali memadukan elemen-elemen agama Buddha, Taoisme, dan agama rakyat Tiongkok. Ggerakan dari kelompok-kelompok ini biasanya meramalkan akan datangnya Vidyārāja (明王) dan Buddha Maitreya dalam waktu dekat. Ketika sekte Teratai Putih berkembang, mereka menarik perhatian banyak orang Tionghua Han yang menemukan kecocokan dan kenyamanan dalam pemujaan terhadap Wusheng Laomu / "Bunda Suci Abadi" (Hanzi sederhana: 无生老母; Hanzi tradisional: 無生老母), yang diyakini akan membawa pulang seluruh anak-anaknya kembali ke kampung halaman di Surga.
Pada masa Dinasti Yuan, Teratai Putih memiliki keterkaitan dengan Maniisme, Pemberontakan Serban Merah, Maitreyanisme.[1] Terdapat buku khusus yang menyajikan hubungan antara Lotus Putih pada masa Dinasti Yuan akhir dan berdirinya Dinasti Ming.[2]
Beberapa dari kelompok ini mendukung pemberontakan bersenjata melawan pemerintah Tiongkok, seperti pada masa Pemberontakan Teratai Putih di era Qing (1794-1804).