Sutiyoso | |
---|---|
![]() Potret resmi, 1997 | |
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta ke-12 | |
Masa jabatan 6 Oktober 1997 – 7 Oktober 2007 | |
Wakil | Abdul Kahfi (1997–2002) Djailani (1997–2002) Harun Al Rasyid (1997–1998) Budiharjo Sukmadi (1998–1999) Fauzi Alvie Yasin (1999–2002) Muhammad Rais (1997–1998) Budiharjo Sukmadi (1998–2002) Fauzi Bowo (2002–2007) |
Kepala Badan Intelijen Negara ke-16 | |
Masa jabatan 8 Juli 2015 – 9 September 2016 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil | Erfi Triassunu (2015) Torry Djohar Banguntoro (2015–2016) |
Panglima Komando Daerah Militer Jaya ke-13 | |
Masa jabatan 1996–1997 | |
Presiden | Soeharto |
Ketua umum Asosiasi Pemerintah Provinsi Seluruh Indonesia Ke-1 | |
Masa jabatan 2000–2007 | |
Informasi pribadi | |
Lahir | 6 Desember 1944 Semarang, Jawa Tengah, Indonesia |
Partai politik | NasDem[1] |
Afiliasi politik lainnya | |
Suami/istri | Setyorini (m. 1974) |
Anak |
|
Orang tua |
|
Almamater | AKABRI Darat (1968) |
Pekerjaan | |
Tanda tangan | ![]() |
Karier militer | |
Pihak | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Masa dinas | 1968–1997 |
Pangkat | ![]() |
Satuan | Infanteri (Kopassus) |
Pertempuran/perang | |
![]() ![]() |
Sutiyoso (lahir 6 Desember 1944), adalah politikus Indonesia dan mantan jenderal yang menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara sejak Juli 2015 hingga September 2016.[3][4][5] Dikenal secara informal sebagai 'Bang Yos', ia juga menjabat sebagai gubernur Jakarta, ibu kota negara, selama periode politik yang penuh gejolak dari tahun 1997 hingga 2007. Pada masa ini, terdapat total lima presiden di Indonesia (Soeharto, B.J. Habibie, Gus Dur Wahid, Megawati, dan SBY). Peralihan antar presiden seringkali disertai dengan banyak gejolak dan gangguan di jalanan Jakarta. Sutiyoso juga menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) periode 2004–2008.[6]
Ia terutama dikenal karena karyanya dalam mendukung pengenalan sistem TransJakarta, sebuah sistem bus rapid transit, di Jakarta pada awal tahun 2000.[7] Disepakati secara luas bahwa pengaturan transportasi umum yang lebih baik sangat diperlukan di Jakarta sehingga pengenalan sistem TransJakarta dipandang sebagai sebuah inisiatif penting. Namun tidak mudah untuk memastikan bahwa sistem bus TransJakarta berfungsi dengan baik sehingga pengaturan tersebut saat ini[per kapan?] dianggap memiliki keberhasilan yang beragam.
Sutiyoso mengumumkan dirinya mencalonkan diri sebagai presiden Indonesia pada pemilu 2009 dan 2014 namun gagal mendapatkan dukungan yang cukup untuk memenangkan nominasi tersebut. Ia juga merupakan ketua Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia antara tahun 2010 dan 2015.