Tautologi adalah majas bahasa berupa pengulangan gagasan, pernyataan, atau kata secara berlebihan dan tidak perlu.[1] Tautologi merupakan contoh redundansi bahasa.[2][3]
Dalam literatur linguistik, istilah tautologi dan pleonasme tidak dibedakan secara konsisten. Menurut salah satu definisi, pada pleonasme, unsur yang ditambahkan sudah terkandung atau implisit pada kata yang diperikannya (misalnya turun ke bawah), sedangkan pada tautologi, kata yang ditambahkan merupakan kata lain dari kata yang dijelaskannya (misalnya katakan lagi sekali lagi). Menurut pengertian yang lain, kedua istilah tersebut merupakan sinonim.[4][5]
- ^ Pusat Bahasa (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka. ISBN 9789794071823.
- ^ Markowski, Andrzej (2005). Kultura języka polskiego. Teoria. Zagadnienia leksykalne (dalam bahasa Polski). Warsawa: Wydawnictwo Naukowe PWN. hlm. 270. ISBN 83-01-14526-9.
- ^ Jadacka, Hanna (2002). "Hasła problemowe. Tautologia". Nowy słownik poprawnej polszczyzny PWN (dalam bahasa Polski). Warszawa: Wydawnictwo Naukowe PWN. hlm. 1760. ISBN 83-01-13681-2.
- ^ Ginter, Joanna (2018-05-21). "Pleonazmy, czyli „masło maślane" – błąd czy nie błąd?". ekorekta24.pl (dalam bahasa Polski). Diakses tanggal 2019-05-04.
- ^ Bańko, Mirosław (2003-12-24). "pleonazm i tautologia". Poradnia językowa PWN (dalam bahasa Polski). Diakses tanggal 2019-05-04.