90Th Torium | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Sifat umum | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Pengucapan | /torium/[1] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penampilan | keperakan, seringkali dengan noda hitam | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Torium dalam tabel periodik | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor atom (Z) | 90 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Golongan | golongan n/a | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Periode | periode 7 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Blok | blok-f | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kategori unsur | aktinida | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Berat atom standar (Ar) |
| ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konfigurasi elektron | [Rn] 6d2 7s2 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektron per kelopak | 2, 8, 18, 32, 18, 10, 2 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat fisik | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Fase pada STS (0 °C dan 101,325 kPa) | padat | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik lebur | 2115 K (1842 °C, 3348 °F) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Titik didih | 5061 K (4788 °C, 8650 °F) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kepadatan mendekati s.k. | 11,7 g/cm3 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor peleburan | 13,81 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kalor penguapan | 514 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kapasitas kalor molar | 26,230 J/(mol·K) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tekanan uap
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat atom | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Bilangan oksidasi | +1, +2, +3, +4 (oksida basa lemah) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Elektronegativitas | Skala Pauling: 1,3 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Energi ionisasi | ke-1: 587 kJ/mol ke-2: 1110 kJ/mol ke-3: 1930 kJ/mol | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari atom | empiris: 179,8 pm | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jari-jari kovalen | 206±6 pm | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Lain-lain | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kelimpahan alami | primordial | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Struktur kristal | kubus berpusat muka (fcc) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Kecepatan suara batang ringan | 2490 m/s (suhu 20 °C) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Ekspansi kalor | 11,0 µm/(m·K) (suhu 25 °C) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Konduktivitas termal | 54,0 W/(m·K) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Resistivitas listrik | 157 nΩ·m (suhu 0 °C) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Arah magnet | paramagnetik[3] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Suseptibilitas magnetik molar | 132,0×10−6 cm3/mol (293 K)[4] | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus Young | 79 GPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus Shear | 31 GPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Modulus curah | 54 GPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Rasio Poisson | 0,27 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Mohs | 3,0 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Vickers | 295–685 MPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Skala Brinell | 390–1500 MPa | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nomor CAS | 7440-29-1 | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sejarah | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penamaan | dari Thor, dewa guntur Norse | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Penemuan | Jöns J. Berzelius (1829) | ||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Isotop torium yang utama | |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
| |||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Torium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Th dan nomor atom 90. Logam torium berwarna keperakan dan bernoda hitam saat terkena udara, membentuk torium dioksida; logam ini cukup keras, mudah dibentuk, dan memiliki titik lebur yang tinggi. Torium adalah aktinida elektropositif yang sifat kimianya didominasi oleh keadaan oksidasi +4; unsur ini cukup reaktif dan bisa menyala di udara saat terbagi halus.
Semua isotop torium yang diketahui tidak stabil. Isotop yang paling stabil, 232Th, memiliki waktu paruh 14,05 miliar tahun, atau sekitar umur alam semesta; isotop ini meluruh sangat lambat melalui proses peluruhan alfa dan memulai rantai peluruhan yang dinamai "deret torium" yang berakhir pada 208Pb yang stabil. Di Bumi, torium, bismut dan uranium adalah tiga unsur radioaktif yang masih ada secara alami dalam jumlah banyak sebagai unsur primordial.[a] Diperkirakan torium tiga kali lebih berlimpah daripada uranium di kerak bumi. Logam torium terutama dimurnikan dari pasir monasit sebagai produk sampingan dari ekstraksi logam tanah jarang,
Torium ditemukan pada tahun 1828 oleh ahli mineral amatir Norwegia Morten Thrane Esmark dan diidentifikasi oleh ahli kimia Swedia Jöns Jacob Berzelius, yang menamainya dari Thor, dewa petir Nordik. Kegunaan pertamanya dikembangkan pada akhir abad ke-19. Radioaktivitas torium diketahui secara luas semasa awal dekade abad ke-20. Pada paruh kedua abad ini, torium telah digantikan penggunaannya dalam berbagai situasi karena muncul kekhawatiran mengenai sifat radioaktifnya.
Torium masih digunakan sebagai unsur paduan dalam elektrode pengelasan TIG, namun secara perlahan digantikan dengan bahan lainnya. Ia juga digunakan sebagai bahan dalam instrumen optik dan ilmiah canggih, dan sebagai sumber cahaya pada perangkat lampu gas, tapi penggunaannya sudah semakin jarang. Torium telah diusulkan digunakan sebagai pengganti uranium untuk bahan bakar reaktor nuklir dan beberapa reaktor torium telah dibangun.
Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref>
untuk kelompok bernama "lower-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="lower-alpha"/>
yang berkaitan