| |||
Nama | |||
---|---|---|---|
Nama IUPAC (preferensi)
N,N-Dimetilmetanamina | |||
Nama lain
(Trimetil)amina (Nama trimetilamina sudah ditinggalkan.)[2]
| |||
Penanda | |||
Model 3D (JSmol)
|
|||
3DMet | {{{3DMet}}} | ||
Referensi Beilstein | 956566 | ||
ChEBI | |||
ChEMBL | |||
ChemSpider | |||
Nomor EC | |||
KEGG | |||
PubChem CID
|
|||
Nomor RTECS | {{{value}}} | ||
UNII | |||
Nomor UN | 1083 | ||
CompTox Dashboard (EPA)
|
|||
| |||
| |||
Sifat | |||
C3H9N | |||
Massa molar | 59,11 g·mol−1 | ||
Penampilan | gas tak berwarna | ||
Bau | amis, amoniakal | ||
Densitas | 670 kg m−3 (pada 0 °C) 627.0 kg m−3 (pada 25 °C) | ||
Titik lebur | 15.322 °C; 27.611 °F; 15.595 K | ||
Titik didih | 3 hingga 7 °C; 37 hingga 44 °F; 276 hingga 280 K | ||
bercampur | |||
log P | 0.119 | ||
Tekanan uap | 188.7 kPa (pada 20 °C)[3] | ||
kH | 95 μmol Pa−1 kg−1 | ||
Kebasaan (pKb) | 4.19 | ||
0.612 D | |||
Termokimia | |||
Entalpi pembentukan standar (ΔfH |
−24.5 to −23.0 kJ mol−1 | ||
Bahaya | |||
Piktogram GHS | |||
Keterangan bahaya GHS | {{{value}}} | ||
H220, H315, H318, H332, H335 | |||
P210, P261, P280, P305+351+338 | |||
Titik nyala | −7 °C (19 °F; 266 K) | ||
190 °C (374 °F; 463 K) | |||
Ambang ledakan | 2–11.6% | ||
Dosis atau konsentrasi letal (LD, LC): | |||
LD50 (dosis median)
|
500 mg kg−1 (oral, tikus) | ||
Batas imbas kesehatan AS (NIOSH): | |||
PEL (yang diperbolehkan)
|
none[4] | ||
REL (yang direkomendasikan)
|
TWA 10 ppm (24 mg/m3) ST 15 ppm (36 mg/m3)[4] | ||
IDLH (langsung berbahaya)
|
N.D.[4] | ||
Senyawa terkait | |||
Related amina
|
|||
Senyawa terkait
|
|||
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |||
verifikasi (apa ini ?) | |||
Referensi | |||
Trimetilamina (TMA) adalah senyawa organik dengan rumus N(CH3)3. Senyawa amina tersier yang tak berwarna, higroskopis, dan mudah terbakar ini memiliki bau "amis" yang sangat kuat pada konsentrasi yang rendah dan bau seperti-amonia pada konsentrasi tinggi. Senyawa ini berbentuk gas pada suhu ruangan namun biasanya dijual dalam silinder gas bertekanan atau sebagai larutan 40% dalam air. TMA adalah basa nitrogen dan dapat dengan mudah diprotonasi untuk menghasilkan kation trimetilamonium. Trimetilamonium klorida adalah padatan higroskopis tak berwarna yang disiapkan dari asam klorida. Trimetilamina adalah nukleofil yang baik, dan reaksi ini adalah dasar bagi berbagai aplikasinya.
Trimetilamina adalah produk penguraian tumbuhan dan hewan. Dalam manusia, senyawa ini disintesis secara eksklusif melalui mikrobiota usus dari nutrisi makanan seperti kolin dan karnitin.[5][6] Trimetilamina dengan kadar tinggi dikaitkan dengan pengembangan sindrom bau ikan, yang timbul dari bau amis trimetilamina.[5][6] TMA adalah zat yang terutama bertanggung jawab untuk bau yang sering dikaitkan dengan ikan busuk, beberapa infeksi, bau mulut dan dapat menjadi penyebab bau vagina karena vaginosis bakterialis. Senyawa ini juga terkait dengan penggunaan dosis kolin dan karnitin dalam dosis besar.
Pada tahun 2013, trimetilamina diidentifikasi sebagai agonis penuh TAAR5 manusia yang potensial[7][8][9] suatu reseptor penjejak terkait amina yang diekspresikan dalam epitel olfaktori dan berfungsi sebagai reseptor olfaktori untuk amina tersier.[9][10] Satu atau lebih reseptor bau tambahan tampaknya terlibat dalam penciuman trimetilamina pada manusia juga.[10]
we review literature on trimethylamine (TMA), a microbiota-generated metabolite linked to atherosclerosis development.
Trimethylamine is exclusively a microbiota-derived product of nutrients (lecithin, choline, TMAO, L-carnitine) from normal diet, from which seems originate two diseases, trimethylaminuria (or Fish-Odor Syndrome) and cardiovascular disease through the proatherogenic property of its oxidized liver-derived form.
We show that [human TAAR5] responds to the tertiary amine N,N-dimethylethylamine and to a lesser extent to trimethylamine, a structurally related agonist for mouse and rat TAAR5 (Liberles and Buck, 2006; Staubert et al., 2010; Ferrero et al., 2012).