Burrhanuddin Shah | |||||||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Tunku Besar Seri Menanti Negeri Sembilan Darul Usus | |||||||||||||||||
Fail:Tunku Besar Burhanuddin.jpg Burrhan Uddein shah | |||||||||||||||||
Tunku Besar Seri Menanti Negeri Sembilan ke VII 07 | |||||||||||||||||
Pemerintahan | 14 Julai 1888 - 5 Julai 1961 | ||||||||||||||||
Kemahkotaan | - | ||||||||||||||||
Pemasyhuran | - | ||||||||||||||||
Didahului oleh | Tuanku Muhammad Shah Tuanku Antah | ||||||||||||||||
Diikuti oleh | Tuanku Muhriz Tuanku Munawir | ||||||||||||||||
Keputeraan | Tunku Burhanuddin bin Tunku Nazzhir Rhouddein (Antah) 22 September 1878 Bandar Diraja Seri Menanti, Mukim Seri Menanti, Daerah Kuala Pilah, Negeri Sembilan, Negeri-negeri Melayu Bersekutu, Persekutuan Tanah Melayu, Tanah Melayu | ||||||||||||||||
Kemangkatan | {{|1961|7|5|1878|9|22|df=y}} Istana Baroh Seri Menanti, Negeri Sembilan | ||||||||||||||||
Pemakaman | 6 julai 1961 Makam Diraja Seri Menanti, Seri Menanti, Negeri Sembilan, Tanah Melayu | ||||||||||||||||
Pasangan | 2 orang 💞 ❤️ | ||||||||||||||||
Isteri |
| ||||||||||||||||
Anakanda | Tunku Mustapha, Tunku Mohamed, Tunku Indrian, Tunku Daud, Tunku Adnan, Tunku Mahmud, Tunku Shahabuddin, Tunku Kurshiah, Tunku Hamdah, Tunku Ampuan Durah, Tunku Sharifah Alawiyah, Tunku Muhammad Jamil, Tunku Ahmad, Tunku Ghariba, Tunku Zahariah, Tunku Ampuan Najihah | ||||||||||||||||
| |||||||||||||||||
Wangsa | Pagaruyung | ||||||||||||||||
Ayahanda | Yamtuan Antah | ||||||||||||||||
Bonda | Chik Puan Besar Halimah Binti Uggoh | ||||||||||||||||
Agama | islam sunni | ||||||||||||||||
Pekerjaan | - | ||||||||||||||||
Tandatangan | ![]() |
Tunku Besar Seri Menanti Tunku Burhanuddin Yamtuan Antah (22 September 1878 – 5 Julai 1961) ialah serang kerabat diraja Negeri Sembilan dan pernah menjadi pemangku raja Negeri Sembilan.
Ayahandanya ialah Yamtuan Antah Yamtuan Raden, yang menjadi Yamtuan Besar Negeri Sembilan (Yang di-Pertuan Besar Negeri Sembilan) ke-6 dari 1869 hingga 1888. Abang Tunku Burhanuddin, Tuanku Muhammad menjadi Yamtuan Besar ke-7 dan yang pertama menggunakan gelaran Yang di-Pertuan Besar apabila Yamtuan Antah meninggal dunia.