Angin puting beliung, tembeliung (bisa juga disebut puting beliung menurut KBBI)[1] adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan kumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan kumulus dengan permukaan tanah. Sedangkan Tornado adalah angin berolak (berpusar) berbentuk spiral dengan skala besar, disertai turunnya gumpalan awan yang berbentuk corong dan dapat menimbulkan kerusakan. Puting beliung biasanya terjadi pada musim pancaroba. Kejadiannya bersifat lokal (5-10 kilometer) dan berlangsung singkat (3-5 menit). Merujuk dari BMKG, puting beliung juga merupakan pemakaian kata yang lebih familiar di Indonesia untuk tornado berskala kecil.[2] Puting beliung muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing.
Umumnya puting beliung memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa puting beliung yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300–480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.[3][4][5]
Meskipun puting beliung telah diamati di tiap benua kecuali Antartika, Puting beliung dalam skala besar atau disebut Tornado lebih sering terjadi di Amerika Serikat.[6] Puting beliung juga umumnya terjadi di Kanada bagian selatan, selatan-tengah dan timur Asia, timur-tengah Amerika Latin, Afrika Selatan, barat laut dan tengah Eropa, Italia, barat dan selatan Australia, dan Selandia Baru.[7]
|publisher=
(bantuan)