Antropomorfisme adalah pemberian atribusi karakteristik, perasaan, atau tujuan yang dimiliki manusia kepada entitas bukan manusia.[1] Hal ini dianggap sebagai kecenderungan bawaan psikologi yang dimiliki oleh manusia.[2] Antropomorfisme berbeda dengan personifikasi; antropomorfisme memberikan sifat-sifat manusia kepada hewan, tumbuhan, benda-benda alam (seperti batu, air) dan sebagainya, sementara personifikasi adalah penggambaran wujud manusia dari sesuatu yang abstrak, misalnya kematian dipersonifikasikan sebagai sosok yang menakutkan.
Kedua konsep di atas dapat ditelusuri hingga zaman kuno yang digunakan sebagai sarana untuk bercerita dan ekspresi artistik. Sebagian besar budaya-budaya di dunia memiliki fabel tradisional dengan hewan sebagai karakter yang diantropomorfisasi. Orang-orang juga secara rutin mengaitkan emosi dan sifat perilaku manusia dengan hewan liar maupun hewan peliharaan.[3]