Banteng | |
---|---|
Banteng jantan di Taman Nasional Alas Purwo | |
Klasifikasi ilmiah | |
Domain: | Eukaryota |
Kerajaan: | Animalia |
Filum: | Chordata |
Kelas: | Mammalia |
Ordo: | Artiodactyla |
Famili: | Bovidae |
Subfamili: | Bovinae |
Genus: | Bos |
Spesies: | B. javanicus
|
Nama binomial | |
Bos javanicus | |
Subspesies | |
Daftar
| |
Sebaran banteng (2008).[2] Hijau: ditemukan. Merah: mungkin ada | |
Sinonim[3][4] | |
Banteng (dari bahasa Jawa/Sunda: banthèng; nama spesies: Bos javanicus) atau tembadau adalah spesies hewan yang sekerabat dengan sapi dan ditemukan di berbagai wilayah Asia Tenggara. Banteng jantan dan betina memiliki perbedaan yang mencolok (dimorfisme seksual): pejantan biasanya berkulit cokelat gelap atau hitam, berbadan besar dan kekar, sedangkan banteng betina lebih langsing dan memiliki kulit cokelat muda. Banteng memiliki bercak besar berwarna putih di bagian bokong. Baik pejantan maupun betina memiliki tanduk, umumnya dengan panjang 60 hingga 75 cm. Ilmuwan umumnya membaginya menjadi tiga subspesies: banteng jawa, banteng indocina, dan banteng kalimantan. Banteng liar biasanya lebih besar dibandingkan banteng yang telah didomestikasi oleh manusia.
Banteng aktif pada siang dan malam hari, tetapi aktivitas malam lebih umum di daerah yang banyak dikunjungi manusia. Kawanan banteng di alam liar terdiri dari 2 hingga 40 ekor banteng dengan hanya satu pejantan. Banteng adalah hewan dalam golongan herbivora dan memakan berbagai tumbuhan seperti rumput, teki, tunas, daun, bunga, dan buah-buahan. Banteng sering minum air, terutama dari air yang tenang, tetapi mampu bertahan beberapa hari tanpa air di musim kemarau. Fisiologi reproduksi banteng tidak banyak diketahui, tetapi mungkin mirip dengan sapi eropa yang telah banyak diamati. Induk banteng mengandung dalam jangka 285 hari (lebih dari 9 bulan, atau seminggu lebih lama dibandingkan sapi eropa) dan kemudian melahirkan seekor anak banteng saja. Banteng ditemukan di berbagai jenis habitat di jangkauan alamiahnya, termasuk hutan bertumbuhan peluruh, setengah peluruh, bagian bawah hutan montana, lahan pertanian yang ditinggalkan, serta daerah rerumputan.
Populasi banteng liar terbanyak berada di Kamboja, Jawa, Kalimantan (terutama Sabah, Malaysia) dan Thailand. Banteng ternak dapat ditemukan di Bali, pulau-pulau timur Indonesia (seperti Sulawesi, Sumbawa, Sumba), Australia, Malaysia, dan Papua Nugini. Banteng ternak di Indonesia disebut sapi bali, dan jumlahnya mencapai hampir 25% dari seluruh populasi sapi di Indonesia. Peternakan banteng dilakukan untuk menghasilkan daging, dan kadang digunakan sebagai hewan pekerja. Banteng feral ditemukan di Australia Utara (berasal dari banteng ternak yang didatangkan pada masa kolonisasi Britania dan kemudian dilepas dan menjadi liar), dan kemungkinan di Kalimantan Timur, Pulau Enggano, serta Kepulauan Sangihe. Banteng liar dinyatakan sebagai spesies genting dalam Daftar Merah IUCN. Di tempat hidup alamiahnya, banteng liar terancam oleh perburuan liar (untuk makanan, olahraga, obat tradisional, dan diambil tanduknya), hilangnya habitat, fragmentasi habitat, dan penyakit. Banteng dianggap sebagai hewan yang dilindungi di semua negara tempatnya hidup dan sebagian besar hanya ditemukan di daerah yang dilindungi (kecuali mungkin Kamboja).
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama msw3
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama hooijer