Ejaan Pembaharuan atau ejaan Dubovska adalah sistem ejaan bahasa Indonesia yang dirancang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Prijono dan E. Katoppo dengan mengikuti saran ahli bahasa dari Cekoslowakia Zorica Dubovska yang menginginkan ejaan baru bahasa Indonesia harus mengikuti alfabet Ceko pada tahun 1957 sebagai hasil keputusan Kongres Bahasa Indonesia II di Medan, tetapi sistem ejaan ini tidak pernah dilaksanakan.[1] Ejaan sebelum ini adalah Ejaan Repoeblik (Ejaan Suwandi), dan ejaan setelah ini adalah Ejaan Melindo (1959, batal diresmikan), Ejaan Baru atau Ejaan LBK (Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, sekarang Pusat Bahasa, 1967), dan Ejaan yang Disempurnakan sejak 1972.[2][3]