Fideisme (dari bahasa Latin: fides, iman, percaya)[1][2] adalah pandangan epistemologis yang memahami bahwa keimanan adalah suatu hal yang terpisah dari nalar. Dalam artian lain, iman dinilai lebih tinggi ketimbang nalar dalam menentukan justifikasi atas kebenaran—nalar dinilai tak tepat atau tidak kompeten untuk dilibatkan dalam urusan keimanan.[2][3] Justifkasi kebenaran yang dimaksudkan fideisme tidak terbatas pada justifikasi kebenaran supernatural, melainkan dapat mencakup kebenaran natural.
Secara umum fideisme mempertahankan pemahaman bahwa upaya pembuktian rasional maupun pembuktian ilmiah atas hal ilahi dinilai sesat pikir atau tidak relevan sama sekali. Dalam sejarah perkembangannya, fideisme dapat berarti sebagai suatu formasi dan reaksi atas ketidakseimbangan pemikiran mengenai agama dan religiositas yang melulu bergantung terhadap intelektual dan mengabaikan intuisi.[4]
Dalam sejarah kefilsafatan, banyak teolog dan filsuf mempersoalkan posisi yang tepat antara nalar dan iman untuk menemukan kebenaran atas keyakinan religius, moralitas, dan kebenaran atas ide atau konsepsi metafisis.