Waktu UTC | |
---|---|
A: 2007-09-12 11:10:26 | |
B: 2007-09-12 23:49:03 | |
C: 2007-09-13 03:35:28 | |
ISC | |
A: 13203322 | |
B: 13203366 | |
USGS-ANSS | |
A: ComCat | |
B: ComCat | |
Tanggal setempat | 12 September 2007 13 September 2007 13 September 2007 |
Waktu setempat | |
A: 18:10 | |
B: 06:49 | |
C: 10:35 | |
Lama | 2–3 menit |
Kekuatan | |
A: 8.4 Mw[1] | |
B: 7.9 Mw | |
C: 7.4 Mw | |
Kedalaman | 30 kilometer (19 mi) |
Episentrum | 4°26′17″S 101°22′01″E / 4.438°S 101.367°E 2°37′30″S 100°50′28″E / 2.625°S 100.841°E 2°07′48″S 99°37′37″E / 2.130°S 99.627°E |
Sesar | Sunda Megathurst |
Jenis | Megathurst |
Wilayah bencana | Indonesia Singapura Malaysia Thailand |
Intensitas maks. | VIII (Parah) |
Korban | 23 tewas[2] |
Gempa bumi Sumatra September 2007 adalah serangkaian gempa bumi megathurst yang melanda Sumatra di wilayah Palung Sunda, Provinsi Bengkulu, Indonesia, dengan tiga gempa bermagnitudo 7 atau lebih besar. Serangkaian peringatan tsunami dikeluarkan untuk daerah tersebut. Yang paling kuat dari serangkaian ini memiliki magnitudo 8,4 hingga membuatnya masuk dalam daftar 20 gempa bumi terbesar yang pernah tercatat di seismograf hingga saat ini.
Gempa awal memiliki kekuatan 8.4 Mw atau 7.9 skala magnitudo, terjadi pada tanggal 12 September 2007 pukul 18.10 WIB.[3] Pusat gempa terletak kira-kira 10 km di bawah tanah, sekitar 105 km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km dari ibu kota Jakarta. Gempa utama ini diikuti oleh ribuan gempa susulan, yang berkekuatan 5 through 6 Mw pada patahan yang sama. Gempa utama tersebut juga disusul dengan gelombang pasang yang kemudian membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk dan bangunan publik di Pulau Pagai, Kepulauan Mentawai sampai setinggi 3 meter.[4]
Gempa besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.9 Mw,[5] pada 13 September (WIB) di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526°LS 100.963°BT—188 km dari Padang, Sumatera Barat, di kedalaman 10 km. Gelombang pasang yang terjadi di Thailand dan pengamatan ilmiah lainnya di Samudra Hindia setelah gempa kedua ini memicu peringatan tsunami kedua.[6]