Julius Evola | |
---|---|
Lahir | Giulio Cesare Andrea Evola 19 Mei 1898 Roma, Italia |
Meninggal | 11 Juni 1974 Roma, Italia | (umur 76)
Sebab meninggal | Penyakit pernapasan dan liver |
Kebangsaan | Italia |
Karya terkenal | Revolt Against the Modern World (bahasa Indonesia: "Revolusi Melawan Dunia Modern", 1934) Synthesis of the Doctrine of Race (bahasa Indonesia: "Sintesis Doktrin Ras", 1941) |
Era | Abad 20 |
Kawasan | Filsafat Barat |
Aliran | Tradisionalisme |
Institusi | Aliran Mistisisme Fasis |
Minat utama | Sejarah, agama, esoterisme Barat |
Gagasan penting | mistisisme fasis, rasisme spiritual |
Situs web | fondazionejuliusevola |
Baron Giulio Cesare Andrea Evola (Italia: [ˈɛːvola];[1] 19 Mei 1898 – 11 Juni 1974), lebih dikenal sebagai Julius Evola, adalah seorang filsuf, pelukis, dan esoteris Italia. Menurut ilmuwan Franco Ferraresi, "Pemikiran Evola dapat dianggap sebagai salah satu sistem pemikiran antiegalitarian, antiliberal, antidemokratis, dan antipopuker yang paling radikal dan konsisten di abad ke-20. Pemikirannya merupakan campuran yang tidak selalu orisinal dari berbagai ajaran dan tradisi, termasuk idealisme Jerman, doktrin Timur, tradisionalisme, dan Weltanschauung atas pergerakan revolusioner kaum konservatif yang ada di zaman antarperang. Dengan yang terakhir ini, Evola terlibat langsung secara mendalam."[2]
Evola terkenal dalam komunitas-komunitas kecil. Hal ini disebabkan sebagian besar oleh kepercayaan metafisika, sihir, dan supernaturalnya yang ekstrem (termasuk kepercayaan terhadap hantu, telepati, dan alkimia),[3]) serta tradisionalisme dan misogini yang ia anut. Ia mengistilahkan filsafatnya sebagai "idealisme magis". Tulisan serta teorinya banyak yang berpusat pada mistisisme dan okultisme yang aneh serta studi agama yang bersifat esoteris.[4][5][6] Aspek-aspek ini memengaruhi kaum okult serta esoteris. Evola juga menghimbau pemerkosaan (di antara sejumlah bentuk dominasi laki-laki di atas perempuan yang lain) karena ia memandang pemerkosaan sebagai "ekspresi alamiah hasrat laki-laki". Pandangan misoginis ini berakar dari pandangan kanan ekstremnya mengenai peran gender, yang memaksakan ketundukan penuh perempuan.[4][5][6][7]
Sejarawan Aaron Gillette menggambarkan Evola sebagai "salah satu rasis fasis paling berpengaruh dalam sejarah Italia".[8] Evola mengagumi kepala SS, Heinrich Himmler, yang pernah bertemu dengannya satu kali.[8] Selama Perang Dunia II, Evola bekerja di Sicherheitsdienst.[6] Dalam pengadilannya pada tahun 1951, Evola menolak dipanggil sebagai seorang fasis dan menyatakan dirinya adalah seorang "superfasis". Tentang hal ini, sejarawan Elisabetta Cassina Wolff menulis bahwa, "Belum pasti apakah Evola menempatkan dirinya di atas atau melampaui fasisme."[9]
Evola adalah "ideolog utama" dari teroris radikal sayap kanan setelah Perang Dunia II.[10] Hingga saat ini, ia masih memengaruhi gerakan-gerakan tradisionalis dan neofasis kontemporer.[10][11][12][13]
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Furlong 2011
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama occult
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Coogan
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Merelli
<ref>
tidak sah;
tidak ditemukan teks untuk ref bernama Wolff