KRL Commuter Line

KRL Commuter Line
KRL Commuter Line JR 205-43F dan JR 205-145F di Stasiun Bogor
Info
PemilikPT Kereta Api Indonesia (Persero)
Wilayah
JenisTransportasi umum, Kereta api komuter
Jumlah jalur7
Jumlah stasiun93
Penumpang harian1.039.303 (Agustus 2019)
1.154.080 (puncak, Juni 2018)[1]
Penumpang tahunan334.102.903 (2019)[2]
Kantor pusatStasiun Juanda, Gambir, Kota Jakarta Pusat
Situs webwww.commuterline.id
Operasi
Dimulai6 April 1925 (sebagai Elektrische Staatsspoorwegen)
April 1999 dibawah nama PT Kereta Api
(sebagai Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek)

15 September 2008 (sebagai KAI Commuter Jabodetabek)
20 September 2017 (sebagai Kereta Commuter Indonesia)
OperatorKereta Commuter Indonesia (KCI)[3]
Panjang kereta8, 10 dan 12 kereta per rangkaian KRL
Waktu antara5-60 menit
Teknis
Panjang sistem293,4 km (182,31 mi)[4][5]
Lebar sepur1.067 mm (ft 6 in) Lebar sepur Cape
Listrik1.500 V DC (Listrik aliran atas)
Kecepatan rata-rata40 km/h (25 mph)
Kecepatan tertinggi70–95 km/h (43–59 mph)
Peta rute
(klik gambar untuk memperbesar)

KRL Commuter Line di kota Jakarta.

KRL Commuter Line adalah sistem transportasi angkutan cepat komuter berbasis kereta rel listrik (KRL) yang dioperasikan oleh PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter),[3] anak perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia (Persero). KRL ini telah beroperasi di wilayah Jakarta sejak tahun 1925, hingga kini melayani rute komuter di wilayah Jabodetabek serta lintas Yogyakarta–Solo.

Layanan ini dahulu dioperasikan dengan nama KRL Jabotabek sejak era 1970-an hingga pemekaran Kota Depok pada 1999 dengan nama alternatif KRL Jabodetabek. Divisi Jabotabek menjadi operator KRL pada masa itu. Pada 2008, layanan KRL dioperasikan oleh perusahaan baru bernama PT KAI Commuter Jabodetabek yang kelak sejak 2017 berubah menjadi Kereta Commuter Indonesia (KCI, kini KAI Commuter).

Perjalanan KRL ini cukup panjang dan berlika-liku. KRL dahulu dihadirkan di Hindia Belanda sejak 1925 untuk memperingati 50 tahun Staatsspoorwegen beroperasi di Jawa. Semenjak 1960-an, transportasi listrik di Jakarta berada pada titik nadirnya karena dicap sebagai penyebab kemacetan sehingga Trem Batavia ditutup dan KRL dibatasi. Memasuki era 1970-an, KRL kemudian mengalami regenerasi dengan hadirnya KRL Rheostatik yang diimpor dari Jepang. Kini KRL didominasi oleh armada KRL bekas Jepang, dan minoritas produksi PT INKA, Madiun.

  1. ^ "Pertumbuhan Penumpang KRL di Bodetabek Meningkat Pesat".  Teks "https://www.beritasatu.com/megapolitan/586288/pertumbuhan-penumpang-krl-di-bodetabek-meningkat-pesat" akan diabaikan (bantuan);
  2. ^ Buku Statistik Bidang Perkeretaapian Tahun 2019 (PDF). Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. 
  3. ^ a b http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/09/20/kcj-berubah-nama-jadi-kereta-commuter-indonesia
  4. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama Jarak
  5. ^ "Tahun Ini, KRL Commuter Line Bidik 1,2 Penumpang/Hari".  Teks "https://www.cnbcindonesia.com/news/20190310144514-4-59728/tahun-ini-krl-commuter-line-bidik-12-penumpang-hari" akan diabaikan (bantuan);

KRL Commuter Line

Dodaje.pl - Ogłoszenia lokalne