Kapur barus atau kamper adalah zat padat berupa lilin berwarna putih dan agak transparan dengan aroma yang khas dan kuat.[1] Zat ini adalah terpenoid dengan formula kimia C10H16O. Zat ini ditemukan dalam kayu tanaman jenis pohon laurel kamper (Cinnamomum camphora), pohon besar yang ditemukan di Asia, terutama di Sumatra, Kalimantan dan Taiwan, juga pohon Dryobalanops aromatica, pohon besar yang tumbuh di hutan Kalimantan. Kamper juga dapat disadap dari pohon-pohon jenis lain dari keluarga laurel, misalnya Ocotea usambarensis. Daun rosemary kering (Rosmarinus officinalis), dan keluarga tanaman mint lainnya juga mengandung hingga 20% kamper. Kapur barus juga dapat dibuat secara sintetis dari terpentin. Zat ini biasanya digunakan sebagai wewangian, sebagai bumbu makanan (hanya di India), serta sebagai cairan pembalseman, untuk keperluan obat-obatan, kimia, ataupun upacara keagamaan. Bahan pembuat kamper utama di Asia adalah selasih kamper.
Masyarakat juga mengenal kamper sebagai pembasmi berbagai serangga, seperti ngengat, kecoak, hewan seperti tikus dan jamur. Akan tetapi, produk yang saat ini dikenal sebagai "kamper" atau "kapur barus" di pasaran kini umumnya sudah tidak dibuat dari tanaman diatas, melainkan dari hasil pengolahan minyak bumi atau batu bara. Produk pengolahan yang dimaksud adalah naftalena[2][3] atau 1,4-Dichlorobenzene (P-Diklorobenzena).