37°53′N 4°46′W / 37.883°N 4.767°W
Keamiran Kordoba إمارة قرطبة Imārah Qurṭuba (Arab) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
756–929 | |||||||||
Keamiran Kordoba pada tahun 929 (hijau) | |||||||||
Ibu kota | Kordoba | ||||||||
Bahasa yang umum digunakan | Arab Klasik, Berber, Mozarab, Ibrani Pertengahan | ||||||||
Pemerintahan | Monarki | ||||||||
Sejarah | |||||||||
• Abdurrahman I memproklamasikan diri sebagai Amir Kordoba | 756 | ||||||||
• Abdurrahman III memproklamasikan diri sebagai Khalifah Kordoba[1] | 929 | ||||||||
| |||||||||
Sekarang bagian dari | Andorra Gibraltar (Britania Raya) Maroko Portugal Spanyol | ||||||||
Keamiran Kordoba (bahasa Arab: إمارة قرطبة) atau Negara Umayyah di Al-Andalus (bahasa Arab: الدولة الأموية في الأندلس) adalah sebuah keamiran yang didirikan oleh Abdurrahman Ad Dakhil pada tahun 138 H/756 yang terletak di Semenanjung Iberia dan sebagian kecil Afrika Utara. Keamiran ini beribu kota di Kordoba.
Setelah Kekhalifahan Umayyah menaklukan Hispania pada tahun 711-718, Semenanjung Iberia menjadi salah satu provinsi di bawah Kekhalifahan Umayyah. Para penguasa menjadikan Kordoba sebagai ibu kota mereka, dan mengganti gelar dari Khalifah di Damaskus dari Wali menjadi Amir.
Pada tahun 756, Abdurrahman Ad Dakhil menolak kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad dan menjadi amir independen di Kordoba. Ia berkuasa selama 6 tahun setelah Umayyah telah kehilangan posisi kekhalifahan di Damaskus pada tahun 750. Untuk mendapatkan kembali posisi kekuasaan, ia mengalahkan penguasa Islam dari daerah-daerah yang menentang aturan Umayyah dan berbagai kesultanan lokal dan bersatu menjadi emirat. Namun, unifikasi pertama al-Andalus di bawah Abdurrahman masih membutuhkan waktu lebih dari 25 tahun (Toledo, Zaragoza, Pamplona dan Barcelona).