Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Maret 2018) |
Kerajaan Romawi REGNVM ROMANVM Regnum Romanum | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
753 SM–509 SM | |||||||
Wilayah Kerajaan Romawi | |||||||
Ibu kota | Roma | ||||||
Bahasa yang umum digunakan | Latin Kuno | ||||||
Agama | Mitologi Romawi | ||||||
Pemerintahan | Monarki absolut | ||||||
Raja | |||||||
Romulus | |||||||
Lucius Tarquinius Superbus | |||||||
Legislatif | Senat | ||||||
Era Sejarah | Abad Kuno | ||||||
• Pedirian Roma | 753 SM | ||||||
509 SM | |||||||
| |||||||
Kerajaan Romawi adalah fase awal dalam sejarah peradaban Romawi yang berlangsung dari tahun 753 SM hingga 509 SM. Pada periode ini, Roma diperintah oleh serangkaian raja, mulai dari pendirian kota oleh Romulus, hingga penggulingan raja terakhir, Lucius Tarquinius Superbus, yang menandai transisi Roma dari kerajaan menuju republik. Periode ini dikenal sebagai masa pembentukan fondasi politik, sosial, dan militer yang akan membentuk perkembangan Roma selama berabad-abad. Meski sebagian besar sejarah awal Romawi dibalut legenda dan mitos, seperti kisah Romulus dan Remus, fase kerajaan ini tetap memainkan peran penting dalam perkembangan kota yang kelak menjadi kekaisaran terbesar di dunia kuno.
Menurut tradisi Romawi, pendirian kota Roma dimulai ketika Romulus, setelah membunuh saudara kembarnya Remus, mendirikan kota di atas Bukit Palatium pada tanggal 21 April 753 SM. Romulus menjadi raja pertama Roma dan membentuk institusi politik yang memberikan raja kekuasaan eksekutif dan militer, namun tetap mengakui peran Senat Romawi sebagai penasihat. Sistem monarki ini bertahan selama lebih dari dua abad, di mana setiap raja membawa pengaruhnya sendiri dalam mengatur kehidupan masyarakat Romawi. Beberapa raja terkenal, seperti Numa Pompilius, dikenal karena pembentukan institusi keagamaan, sementara lainnya, seperti Tullus Hostilius dan Ancus Marcius, dikenal karena kampanye militer yang memperluas wilayah Roma.
Selama masa kerajaan, Roma berkembang dari sebuah pemukiman kecil di tepi Sungai Tiber menjadi sebuah kota yang berpengaruh di Italia tengah. Ekspansi teritorial dan kemajuan dalam struktur politik serta militer menjadikan Roma sebagai kekuatan yang semakin dominan di antara kota-kota tetangganya. Namun, kekuasaan raja yang mutlak sering kali memicu ketegangan antara raja dan kaum bangsawan, atau Patrician, yang memiliki pengaruh besar dalam Senat. Ketidakpuasan ini memuncak pada penggulingan raja terakhir, Lucius Tarquinius Superbus, yang dianggap memerintah dengan tangan besi dan menindas rakyatnya. Penggulingan ini menandai berakhirnya era kerajaan dan pembentukan Republik Romawi, di mana kekuasaan eksekutif dibagi di antara dua konsul yang dipilih setiap tahun.
Pada akhirnya, Kerajaan Romawi dianggap sebagai periode formasi penting dalam sejarah Roma, yang meletakkan dasar bagi munculnya republik dan, kemudian, kekaisaran. Meski pemerintahan raja-raja Romawi sering dikritik karena otoritarianisme mereka, periode ini memberikan kontribusi besar dalam pembentukan struktur hukum, agama, dan militer yang akan menopang kejayaan Roma di masa depan.[1]