Artikel ini sudah memiliki daftar referensi, bacaan terkait, atau pranala luar, tetapi sumbernya belum jelas karena belum menyertakan kutipan pada kalimat. |
Keseimbangan cairan tubuh adalah aspek homeostasis organisme ketika jumlah cairan dalam organisme perlu dikendalikan melalui osmoregulasi dan perilaku sehingga konsentrasi elektrolit (garam terlarut) dalam berbagai cairan tubuh berada dalam kisaran yang normal. Prinsip pokok dari keseimbangan cairan tubuh adalah bahwa jumlah air yang keluar dari tubuh harus sama dengan jumlah air yang masuk; misalnya, pada manusia, keluarnya cairan tubuh (melalui pernapasan, keringat, buang air kecil, buang air besar, dan meludah) harus sama dengan volume cairan yang masuk (melalui makan dan minum atau dengan asupan parenteral). Euvolemia adalah keadaan volume cairan tubuh normal, termasuk volume darah, volume cairan ekstraseluler, dan volume cairan intraseluler; hipovolemia dan hipervolemia merupakan kondisi ketidakseimbangan cairan tubuh. Air diperlukan untuk semua kehidupan di Bumi. Manusia dapat bertahan hidup selama beberapa pekan tanpa makanan tetapi hanya untuk beberapa hari tanpa air.
Ketidakseimbangan antara air dan elektrolit dalam tubuh dapat mengakibatkan sakit kepala dan kelelahan jika ketidakseimbangannya dalam tingkat yang ringan, mengakibatkan penyakit jika sedang, dan bahkan kematian jika berat. Sebagai contoh, keracunan air (yang mengakibatkan hiponatremia), akibat mengonsumsi terlalu banyak air dalam waktu yang terlalu cepat, bisa berakibat fatal. Defisit cairan tubuh menyebabkan kontraksi volume dan dehidrasi pada organisme. Diare merupakan ancaman bagi keseimbangan volume air dan kadar elektrolit sehingga jika kondisi ini terjadi, diperlukan penanganan untuk mengembalikan keseimbangan cairan tubuh.