Konservatisme (Templat:Korea) di Korea Selatan adalah sebuah filsafat politik dan sosial yang bercirikan budaya Korea dan Konfusianisme. Partai-partai konservatif Korea Selatan sebagian besar percaya pada sikap-sikap seperti negara pembangunan, pro-bisnis, menentang serikat pekerja, pertahanan nasional yang kuat, anti-komunisme, pro-komunitarianisme, pro-Amerika Serikat, pro-Eropa, pro-NATO, pro-Kerajaan Inggris dan pro-CANZUK dalam hubungan luar negeri, memperhatikan pembelot Korea Utara, sanksi dan hak asasi manusia, dan baru-baru ini perdagangan bebas, Liberalisme ekonomi, dan neoliberalisme.
Dimulai dari kediktatoran Syngman Rhee, konservatisme Korea Selatan telah dipengaruhi oleh kediktatoran militer Park Chung-hee dan Chun Doo-hwan. Dalam kebijakan dalam negeri, konservatisme Korea Selatan memiliki corak elitis yang kuat dan mempromosikan modernisasi yang cepat dan stabilitas sosial.[1]
Sejak pertengahan hingga akhir 2010-an, kaum konservatif dengan kecenderungan populis sayap kanan telah menjadi lebih menonjol di ruang publik. Hong Joon-pyo adalah contoh yang baik dari seorang populis sayap kanan di Korea.
Tidak seperti kaum konservatif di Amerika Serikat, kaum konservatif di Korea Selatan sering mendefinisikan diri mereka sebagai liberal. Kedua kelompok itu dengan keras mengecam sosialisme dan menyebut diri mereka sebagai anti-sosialis. Mereka berbeda dari liberal di Korea Selatan.[2][3][4]
... '자유라는 말만큼 요즘 그 의미가 새롭게 다가오는 단어도 드물다. 주말마다 광화문에서 열리는 태극기집회에 가면 '자유민주주의 수호’란 구호를 귀가 따갑도록 들을 수 있다. 그분들이 말하는 자유는 자유한국당의 '자유와 일맥상통하지만, 1960년 4·19 직후 김수영 시인이 쓴 시의 한 구절 "어째서 자유에는 피의 냄새가 섞여 있는가를”에 나오는 '자유'와는 사뭇 다르다 ... 십수년 전 워싱턴특파원 시절, 가장 곤혹스러운 영어단어 중 하나가 '리버럴'(liberal)이었다. 미국에선 '리버럴' Panduan Pengguna 진보주의자를 뜻하는데 ...
... Kata-kata yang Anda Inginkan dan Kata-kata yang Anda Inginkan 적이라고 규정했고 ...